Tuduhan Plagiarisme Taufiq Ismail Dilemparkan Golongan Kiri

FERRY ARBANIA
By -
0
|Ferry Arbania|
Penyair Taufiq Ismail (bukan Taufik Ismail) dinilai tidak mungkin melakukan plagiarisme terhadap karya orang lain, sebagaimana yang dituduhkan kepada dirinya. Diduga, ada motif politik tertentu  di balik tuduhan kepada Taufiq Ismail yang konon dianggap melakukan plagiarisme tersebut.
WAKIL Ketua Majelis Pakar Dewan Pengurus Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Lukman Hakiem mengatakan tidak ada sejarahnya seorang idealis (seperti Taufiq Ismail) melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Dan publik pun tidak akan percaya dengan tudingan itu.
“Menulis namanya saja salah dan saya pun 100 persen tidak percaya tuduhan plagiarisme itu. Toh walau bagaimana pun Taufiq Ismail sampai sekarang masih bisa menjaga kehormatan dirinya, keluarga, dan nama baik bangsa Indonesia. Karenanya, Taufiq Ismail tidak akan menukarkan hal-hal yang bersifat pragmatisme dengan idealismenya,” kata Lukman kepada Monitor Indonesia, Minggu (10/04/2011).
Lukman Hakiem menduga judul puisi, Kerendahan Hati, ditulis bukan oleh Taufiq Ismail, tapi ditulis oleh orang lain dengan mencantumkan nama Taufik Ismail sebagai penulisnya, dengan tujuan agar nama baik Taufiq Ismail bisa tercemar dari dunia penyair.
“Kalau judul puisi Kerendahan Hati itu memang karya Taufiq Ismail, kenapa tidak ada pada buku-buku karangan dia. Seharusnya kan ada judul puisi itu. Saya sendiri sudah menulusuri judul puisi itu di hampir semua buku-buku Taufiq, tapi judul puisi itu tidak ada,” kata Lukman.
Untuk membuktikan puisi berjudul Kerendahan Hati bukan karya Taufiq Ismail yang konon dijiplak Taufik Ismail, Mantan Anggota DPR ini juga mengaku sudah membaca empat jilid buku-buku Taufiq Ismail “Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit” Himpunan Puisi 1953-2008. Tapi, kata dia, puisi Kerendahan Hati tidak ditemukan dalam buku setebal 1076 halaman tersebut.
“Nama penulis puisi Kerendahan Hati itu kan namanya Taufik Ismail, sementara orang yang diduga plagiarisme itu namanya Taufiq Ismail. Karena itu, semakin kuat dugaan kalau puisi itu ditulis orang lain yang sengaja ingin mencemarkan nama baik Taufiq Ismail dari dunia kepenyairan,”  katanya.
Lukman juga menjelaskan Taufiq Ismail pernah menjadi musuh orang-orang kiri ketika menandatangani Manifesto Kebudayaan. Orang-orang kiri saat itu, menurut Lukman, memang sebagian sudah meninggal dunia. Tapi, ajaran mereka (golongan kiri) masih dilanjutkan oleh generasi, anak, dan cucunya. Karena itulah, tidak tertutup kemungkinan judul puisi Kerendahan Hati itu ditulis oleh orang-orang kiri tersebut.
“Kalau kita pelajari dari buku-buku Taufiq Ismail,  ia adalah salah seorang penandatangan Manifesto Kebudayaan yang dibrangus oleh rezim Orde Lama. Jadi, tidak tertutup kemungkinan ada motif tertentu atau pun motif politik di balik tuduhan plagiarisme kapada Taufiq Ismail ini,” tutup Alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Hurri Rauf

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)