|Ferry Arbania|
Bom buku yang
ditujukan kepada dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar
Abdalla, Selasa (15/3/2011) lalu, kembali menimbulkan keresahan di
tengah masyarakat. Muncul pertanyaan, kenapa Ulil dijadikan target oleh
kelompok tertentu? Sebenarnya, siapakah Ulil dan bagaimana sepak
terjangnya sebagai aktivis JIL?
DIKUTIP
dari blog pribadinya, Ulil Abshar-Abdalla adalah keturunan kedelapan
Kiai Mutamakkin yang juga dikenal sebagai Kiai Cebolek. Sejak lahir pada
11 Januari 1967 di sebuah kampung bernama Cebolek, sekitar 30 km ke
arah utara dari kota Pati, Jawa Timur. Ulil dibesarkan di pesantren
Mansajul ‘Ulum (Tempat Menganyam Ilmu), milik ayahnya. Selain belajar
bahasa dan budaya Arab, Ulil sejak kecil sangat menyenangi bahasa dan
sastra Indonesia.
Sebagai aktivis senior di JIL,
Ulil kerap menyuarakan isu pluralisme serta memihak pada kaum minoritas
dan tertindas. Selain aktif di JIL, Ulil juga pernah mencalonkan diri
sebagai Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU).
Terakhir, Ulil direkrut Partai
Demokrat sebagai Ketua Departemen Pengembangan Strategi, pada Kamis
(17/6/2010) silam. Dia didampingi sekretaris yang juga kader NU,
Chatibul Umam Wiranu.
Oleh Abu Bakar Ba’asyir yang kini
menjadi terdakwa kasus dugaan terorisme, Ulil adalah sosok yang sangat
merusak agama Islam. Bahkan, Baasyir menyebut Ulil adalah seorang
murtad. Terlebih lagi, Ulil saat ini telah beralih ke dunia politik di
bawah bendera Partai Demokrat.
“Ulil itu orang murtad. JIL ini
memang merusak Islam, pandangan-pandangan Ulil. JIL sebagai perusak
Islam sama halnya dengan Jamaah Ahmadiyah Indonesia. MUI sudah bilang
itu,” tandas Ba’asyir di ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Kamis (17/3/2011).
Sebenarnya, Ulil sudah sejak lama
menerima ancaman pembunuhan. Namun, ancaman itu baru terlihat nyata
ketika bom buku yang dikirimkan kepadanya akhirnya meledak di
sekretariat JIL, di Utan Kayu, Jakarta, (15/3/2011).
Ini Dia Rentetan Ancaman Pembunuhan Terhadap Ulil:
2002
Ormas Islam Jabar, Jateng dan
Jatim mengecam tulisan Ulil berjudul ”Menyegarkan Kembali Pemahaman
Islam”. Ulil dinilai telah menghina Islam dan Nabi Muhammad. Menurut
mereka, oknum yang menghina dan memutarbalikkan Islam, diancam dengan
hukuman mati sesuai syariat Islam
2004
Abdullah Sunata pernah menyuruh
membunuh Ulil. Kisah terungkap setelah anak buahnya, Iqbal Husaini
mengaku diminta Sunata membunuh Ulil. Beruntung order belum terlaksana,
meskipun Sunata sudah memberi uang dan motor untuk operasi pembunuhan.
Sunata berniat membunuh Ulil setelah Forum Umat Islam menjatuhkan vonis
mati terhadap Ulil.
2005
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan aliran Islam Liberal pimpinan Ulil.
4 Agustus 2005
Komunitas Utan Kayu mengeluarkan
petisi yang meminta pemerintah melindungi semua warga negara untuk
melaksanakan agama sesuai kepercayaan dan keyakinannya serta melindungi
200.000 jamaah Ahmadiyah di Indonesia. Petisi ini muncul setelah
penyerangan Kampus Mubarak milik Jemaah Ahmadiyah di Parung, Bogor.
5 Agustus 2005
Akibat petisi tersebut FPI (Front
Pembela Islam) dan FUI (Forum Umat Islam) mengancam akan menyerang JIL.
Berembus kabar massa FPI siap mengepung Komunitas Utan Kayu dan mencari
Ulil. Beruntung serangan urung dilaksanakan meskipun warga sekitar Utan
Kayu berjaga-jaga menunggu massa FPI.
12 Maret 2010
FPI melakukan intimidasi terhadap
Ulil Absar Abdallah, saat menghadiri Judicial Review UU No.1/PNPS/1965
di Mahkamah Konstitusi. Dia diancam oleh anggota FPI.
■ Ishak H Pardosi (monitorindonesia.com)
Ulil, Generasi Kedelapan Kiai Cebolek
By -
July 05, 2011
0
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia