HBO Buat Dokumenter Penghapal Al-Quran

FERRY ARBANIA
By -
0

"Koran by Heart" (sumber hbo)

Al-Quran

HBO Buat Dokumenter Penghapal Al-Quran

Ketiga anak itu mengabdikan masa kecil mereka untuk menghapal setiap huruf dari 6.666 ayat Al-Quran, bahkan meski mereka tidak berbicara dan memahami bahasa Arab.

New York, PelitaOnline—SEBUAH film dokumenter baru akan mengisahkan tiga anak Muslim penghapal Al-Quran. Ketiganya melakukan perjalanan ke Kairo, Mesir, untuk mengikuti Musabaqoh Hifdzul Quran (Kompetisi Penghapal Al-Quran) khusus pelajar.

Kompetisi itu digelar setiap Ramadhan datang, diikuti sekitar 100 pelajar dari 70 negara.

Adalah Greg Barker, wartawan perang dan pembuat film dokumenter “Ghosts of Rwanda”, yang tertarik memfilmkan ketiga pelajar penghapal Al-Quran itu. “Koran by Heart”, film dokumenter itu, akan ditayangkan perdana di HBO, Senin (1/8), atau hari pertama Ramadhan.

Film besutan Barker bercerita tentang tiga anak 10 tahun, dua laki-laki dan satu perempuan, ketika mereka mempersiapkan diri untuk kompetisi itu.

Ketiga anak itu mengabdikan masa kecil mereka untuk menghapal setiap huruf dari 6.666 ayat Al-Quran, bahkan meski mereka tidak berbicara dan memahami bahasa Arab.

“Inilah jendela ke sebuah dunia yang orang Barat atau non-Muslim tidak lihat. Ia menempatkan wajah manusia pada agama,” komentar Barker, seperti dikutip Newsok, Sabtu (307).

Sebagian besar bagian film tersebut fokus pada hubungan antara penghapal muda dan keluarga mereka, menyajikan sebuah pandangan tentang kehidupan keseharian keluarga Muslim secara lebih luas.

“Anak-anak ini masih sangat muda. Mereka tak paham tentang politik di sekitar Islam,” kata Barker. “Namun dengan melihat ke dalam kehidupan mereka, kita bisa memahami isu besar yang mereka hadapi.

Rifdha, misalnya, gadis dari Maladewa, adalah satu dari hanya 10 anak perempuan peserta kompetisi itu. Meskipun kedua orang tuanya ingin dia menjalani pendidikan, sang ayah tetap bersikeras anak gadisnya harus menjadi ibu rumah tangga. Sementara sang ibu menginginkan Rifdha bekerja sebagai wanita karir.

Nabiollah, dari Tajikistan, menerima pujian di dalam dan dari luar negeri atas kemampuan menghapal dan membaca Al-Quran. Namun unik, Nabiollah masih buta huruf dalam bahasa ibunya.

Djamil, dari Senegal, adalah satu-satunya wakil dari Afrika. Dia harus datang ke kompetisi sendiri tanpa keluarga atau sahabat yang menemani.



(Newsok | Irman A)

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)