Syahwatku Bercocok Tanam (Puisi Panjang Ferry Arbania)

FERRY ARBANIA
By -
0
Karya: Ferry Arbania
Malam itu bidadariku marah-marah dan mengajakku bercerai muda, lantaran birahinya yang memuncak tak segera terbalas. Entah kenapa sesuka ria ini dia berharap jarum suntuk kutusukkan di pangkal gairahnya. Alhamdulillah, aku bisa menuliskan kata.
Sebelum tangan ini benar-benar menguliti putih kulit permaisuri hatiku, kubiarkan saja pandangannya mendekat dalam  gemuruh jantung. Sembari menatap lebih dekat, kueja kembali kekenyalan hasrat yang hendak tertuang kembali malam ini.
Sepuluh menit sudah berlalu, kubiarkan saja gemulai tubuhmu bermandi syahwat, Kubakar sebatang kretek dari penyair yang menyulutkan api lewat sajak-sajak rinduku.

Ada senyum lain bermain dan mencumbui dengan kata. Kudekap gaun merah jambu, sepadan warna lipstikmu dikamar hatiku. Entah kenapa, tak ada belati terhunus ditas dipan dan spring bad putih romantika pengantin. Pandangan mata bersitegang melompati liuk tubuh yang terumpan.
Bagai ikan dilaut lepas, kusambar daun pintu yang terbuka sempit. Akh, imajenasiku kambuh, bulu-bulu kerakusan tiba-tiba menumbuh diatas bukit. Burung-burung ditanah kerontang, mendongakkan kepala, sembari meriuh desah pada telaga jiwa.
Remang-remang cahaya lampu, timang-timang buah jambu, kupeluk juga aroma sumbu yang tercelup di sebotol madu. Kau bantu aku menuntaskan kretek yang tinggal satu. Kau menikmatinya dengan tersipu, kumerayu, kaupun mau.
“Akh, batang rokok mu ini kekasih, makin nikmat saja tanpa suara”, katamu menandai petualang akhir sebatang syahwatku yang hilang.
22 Juni 2011

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)