Senja Di Pulau Cemasku

FERRY ARBANIA
By -
0

by: Ferry Arbania

jangan marahi dirimu
jika impian tak dapat diraih
biarkan kegagalan itu menempa diri
memanjakan kesal yang kadang tidak kita kontrol

hidup bukan untuk hura-hura
kenapa mesti berpura-pura
kau cari kesenangan dalam pikirmu
dan mencampak kebenaran diluar hati

dunia kita sudah semakin merapuh
tak ada waktu lagi bersilat lidah
berikan yang terbaik untuk duniamu
kemudian melangkahlah satu-satu
tak ada yang bisa menunda kebahagiaan
begitu juga air mata duka
kadang tumpah menggenangi kelopak mata tiba-tiba

hutan dan belulang kotaku yang tak berpohon
sama artinya memangkas usia dengan paru-paru tertusuk besi panas
kebijakan tak jarang membakar amarah rakyatku yang nyalang
sementara disudut kota yang tajam
kebekuan hati kembali berjaga jarak dengan cinta

hari ini aku bicara kemungkinan esok pagi
ketika beras dan nasi mulai jarang dimasak istri
restoran dan rumah makan mewah dipinggir kali
telah meyakini hati untuk tidak setia menengok dapur sendiri

bisakah kita menabung untuk masa depan sepi kita
masa depan yang dikalungi dengan rantai senja dan kesendirian
begitu mengiris jiwa
merobek keberanian hati yang memandangnya
lantaran telah kubayangkan ujung usia itu
akhir perjalanan yang menyimpang selaksa air mata kenangan
sebab didepanku
bumi telah menganga dan melebar
mengajakku menyelami pengapnya kekalahan

5 Oktober 2010

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)