Berkali-kali kau basuh hatimu dengan air cinta berkali-kali itu pula kau celupkan ragamu dalam jiwaku sentuhan yang tak mungkin terabaikan sepanjang waktu
andai saja tak ada cinta lain dibenakmu sudah kubawa pergi mimpi indahmu itu kelangit sambil kutanamkan ciuman kembang di sela tebing awan putih sampai kau lelap dan lebur dalam mabuk rinduku
mungkin saja kau yakini tak ada yang terpakai lagi dari sandi ke simbol diam renyuh hari-hariku entah berapa kali ku patahkan alasan-alasan nakalmu itu lidah kebohongan dan candu gulali sumbar keagungan
bukankah telah kuterjemahkan sumpahmu itu kedalam lukaku bisakah kau gali kejujuran sebongkah batu atau kita hidup tanpa kejujuran menikam perih rasa dengan air mata
kali ini aku bertanya dan waktumu untuk menjawab dengan kesungguhan "benarkah kau telah mencembui setia ku?".
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia