Tak siapapun benar-benar siap
menandai dingin yang merapuh.
Sungguh jemarimu telah melahirkan kesan dalam jagaku.
Hingga aku berpaling dari secangkir kopi,
lantas menandai senyum getirmu
dengan pengharapan.
Semoga pagi ini,
puisimu menerbitkan fajar asa
yang masih terasa ngilu dan sayu
dihati
Rini Intama:
dan kesaksianmu tentangnya
tak seharusnya ada
karena hidup adalah ruang yang luas
dan ketika kau menadahkan tangan
mungkin rembulan tak lagi menyembunyikan purnama