Tuhan Tak Bersalah

FERRY ARBANIA
By -
1
by: Ferry Arbania Sumenep, Madura
  Jika saja bukan karena Tuhan yang menyuruhku menggarap semua pekerjaan ini. Sudah pasti saya tidak mewancarai siapa-siapa. Kulihat orang-orang disekitarku sepertinya tidak setuju dan sangat keberatan dengan profesi yang kujalani. Apalagi menjadi kuli berita. Dan setiap orang memanggilku dengan julukan sang Jurnalist.

Bekerja disebuah media yang bergerak dibidang siaran dan informasi, sebetulnya sangat membanggakan dan ada kebahagiaan tersendiri. Namun yang sangat tidak mengenakkan, adalah citra wartawan di kotaku saat ini. Nyaris semua orang (awam) memandang sebuah berita adalah uang dan gratifikasi. Semacam hadiah dan konfensasi menggiurkan. Tetapi, bukan itu maksudku. Saya hanya ingin mereka memahami pekerjaan berat ini. Sebagai mana saya merasakan keprihatinan nasib mereka.

Entahlah...! Terlalu banyak orang -orang yang mengaku wartawan di sini. Dan kota ini nyaris tak bisa berpaling dari bidikan mereka. Pejabat saban hari selalu ketar-ketir dan was-was. "Jangan-jangan hari ini menjadi 'target' berikutnya. Saya tidak ingin menjelek-jelekka para penyampai berita itu. Saya hanya ingin memastikan, bahwa terlalu banyak oknum ketimbang yang benar-benar menulis kebenaran.

Tuhan tak seceroboh yang kita sangkakan. Nasib dan takdir bukan terletak pada kerakusan yang susun. Takdir adalah realitas yang harus kita syukuri. Sedang merubah takdir, saya pikir merupakan sebuah keharusan. Merubah takdir bagiku adalah syukur. Dan syukur itu senantiasa membuahkan kenikmatan lain dari rabb.

"Bukankah kita dipersenjatai dengan do'a..?".
Dengan senjata kita bisa  'lawan' Tuhan.
Semakin banyak kita melawan, semakin dekat kita dengan hati.
dan Tuhan akan menjawab tantangan ini dengan rahmat-Nya. 

berdo'a adalah estimologi, yang memaknai sebuah perintah.
setiap detik kita menyuruh Tuhan menuruti keinginan dan mimpi kita
bagaimana saya menjawab protesmu semisal "Apa maksudmu Lawan Tuhan...!".
saya tidak punya maksud apa-apa. Karena Tuhan selalu lebih memahami maksudku
maka kujawab saja berang analisamu itu

dengan kuperintahkan engkau mendengarkan aku
"Lawan Tuhan, Maksudku Tuhan bukan kawan kita.
Dan sampai kapanpun, kita tak kan  pernah sama dengan Dia".
                                                                                                       < Bersambung......>
(Ziarah sehabis shalat Jum'at)
berikutnya: Wartawan jangan Mengunci Berita

Post a Comment

1Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

  1. Tuhan tak bersalah, adalah kumpulan nasib yang terbuang. Menghimpun keberanian menaklukkan kerasnya kehidupan. Dan mengancik cinta, dengan senyum dan perjuangan yang tak pernah henti.

    ReplyDelete
Post a Comment