Puisi Ferry Arbania
Berkali-kali kau basuh hatimu dengan air cinta
berkali-kali itu pula kau celupkan ragamu dalam jiwaku
sentuhan yang tak mungkin terabaikan sepanjang waktu
andai saja tak ada cinta lain dibenakmu
sudah kubawa pergi mimpi indahmu itu kelangit
sambil kutanamkan ciuman kembang di sela tebing awan putih
sampai kau lelap dan lebur dalam mabuk rinduku
mungkin saja kau yakini tak ada yang terpakai lagi
dari sandi ke simbol diam renyuh hari-hariku
entah berapa kali ku patahkan alasan-alasan nakalmu itu
lidah kebohongan dan candu gulali sumbar keagungan
bukankah telah kuterjemahkan sumpahmu itu kedalam lukaku
bisakah kau gali kejujuran sebongkah batu
atau kita hidup tanpa kejujuran
menikam perih rasa dengan air mata
kali ini aku bertanya
dan waktumu untuk menjawab dengan kesungguhan
"benarkah kau telah mencembui setia ku?".
04102010
berkali-kali itu pula kau celupkan ragamu dalam jiwaku
sentuhan yang tak mungkin terabaikan sepanjang waktu
andai saja tak ada cinta lain dibenakmu
sudah kubawa pergi mimpi indahmu itu kelangit
sambil kutanamkan ciuman kembang di sela tebing awan putih
sampai kau lelap dan lebur dalam mabuk rinduku
mungkin saja kau yakini tak ada yang terpakai lagi
dari sandi ke simbol diam renyuh hari-hariku
entah berapa kali ku patahkan alasan-alasan nakalmu itu
lidah kebohongan dan candu gulali sumbar keagungan
bukankah telah kuterjemahkan sumpahmu itu kedalam lukaku
bisakah kau gali kejujuran sebongkah batu
atau kita hidup tanpa kejujuran
menikam perih rasa dengan air mata
kali ini aku bertanya
dan waktumu untuk menjawab dengan kesungguhan
"benarkah kau telah mencembui setia ku?".
04102010
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia