Kepada Para JURNALIS Muslim

FERRY ARBANIA
By -
Oleh Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin bin Hamd al-Abbad al-Badr*
[MUQADDIMAH][1]

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam yang sempurna semoga tercurah atas Hamba dan Rasul-Nya Nabi kita Mu­hammad dan atas keluarganya serta para sahabatnya semuanya.
Amma ba’du. Maka ini adalah risalah nasihat dan kasih sayang kepada setiap muslim dari para jurnalis media massa, para pemilik televisi, dan para penanggung jawab media massa yang beraneka ragam baik media cetak, audio, atau au­diovisual. Saya memohon kepada Allah’Azza wa Jalla
agar melapangkan dada setiap muslim di dalam setiap posisi dari hal itu semua agar mengambil semua yang bisa mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan bagi kaum muslimin di dunia dan di akhirat, dan yang bisa menyelamatkan dirinya dan kaum muslimin di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
[ SEBAIK-BAIK PERINGATAN ADALAH  KALAM ILAHI ]
Wahai saudara-saudaraku! sesungguhnya sebaik-baik peringatan adalah Kalam Allah’Azza wa Jalla yang merupakan sebaik-baik perkataan, yang paling menyentuh, dan paling bermanf aat, dan sungguh Allah telah berfirman tentangnya:

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصَدِّعاً مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihat-nya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (QS al-Hasyr [59]: 21)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ

Maka beri peringatanlah dengan al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku. (QS Qaf [50]: 45)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (QS Mu­hammad [47]: 24)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepa-damu penuh dengan berkah supaya mereka mem­perhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pe-lajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS Shad [38]: 29)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ ۝ يَهْدِي بِهِ اللّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (de­ngan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menun­juki mereka ke jalan yang lurus. (QS al-Maidah [5]: 15-16)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً


Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menam-bah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (QS al-Isra’ [17]: 82)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ? (QS al-Qamar [54] : 17)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepad­amu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beri­man. (QS Yunus [10]: 57)
Dan Allah’Azza wa Jalla berfirman tentang sifat hamba-hambaNya ar-Rahman:

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمّاً وَعُمْيَاناً

Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. (QS al-Furqan [25]: 73)
Ibnu Katsir menukil di dalam Tafsirnya dari Qatadah rahimahullah, “Mereka tidak tuli dari al-haq (ke-benaran) dan tidak buta terhadapnya, maka me­reka— demi Allah— suatu kaum yang memahami apa yang datang dari Allah maka mereka mengambil manfaat dengan apa yang mereka dengar dari Kitab-Nya.”
[SETIAP MUSLIM WAJIB TUNDUK DAN BERSERAH DIRI KEPADA APA SAJA YANG DATANG DARI ALLAH DAN RASUL-NYA]
Yang wajib atas seorang muslim adalah berserah diri dan tunduk kepada apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam|. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apa­bila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa men-durhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah semi, sesat yang nyata. (QS al-Ahzab [33]: 36) Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mende-ngar lagi Maha Mengetahui. (QS al-Hujurat [49]: 1)
Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ۝ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh. ” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan ra­sul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS an-Nur [24]: 51-52)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mendntai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. ” Allah Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang. (QS All ‘Imran [3]: 31)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS an-Nisa’ [4]: 59)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, ke­mudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka, terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS an-Nisa’ [4]: 65)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. (QS an-Nur [24]: 63)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) de­ngan terang. (QS an-Nur [24]: 54)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اسْتَجِيبُوا لِرَبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَا لَكُم مِّن مَّلْجَأٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُم مِّن نَّكِيرٍ

Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatan-gannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlind-ung pada hari itu dan tidak (pula) dapat menging-kari (dosa-dosamu). (QS asy-Syura [42]: 47)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ۝ وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ۝

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan ke­pada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS al-Anfal [8]: 24-25)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّهُمْ لَن يُغْنُوا عَنكَ مِنَ اللَّهِ شَيئاً وإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ ۝ هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمِ يُوقِنُونَ ۝

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesung-guhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang lalim itu seba-gian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa. Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi ma­nusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meya-kini. (QS al-Jatsiyah [3]: 18-20)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia; dan jan­ganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (QS al-An’am [6]: 153)
[HENDAKNYA MENJADIKAN DUNIA SEBAGAI BEKAL UNTUK  AKHIRAT]
Di antara kebagusan bagian seorang muslim adalah kesungguhannya di dunia untuk memakmurkan akhiratnya, mengingat kematian, kebangkitan, pemaparan amalan, hisab, dan balasan atas amalan-amalan, dan mempersiapkan diri untuk hal itu dengan amal-amal yang shalih. Allah $& berfirman:

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS al-Baqarah [2]: 197)
Dan Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ۝ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS al-Hasyr [59]: 18-19) •••
[HARTA BISA MENJADI NIKMAT DAN BISA MENJADI ADZAB]
Barangsiapa yang dikaruniai harta oleh Allah dan diberi keluasan rezeki, selayaknya tidak pernah lenyap dari benaknya bahwa harta itu bisa menjadi ni’rnah (nikmat) bagi pemiliknya atau niqmah (adzab) baginya. Barangsiapa yang mengambil dari jalan yang halal dan menyalurkannya di dalam perkara yang halal maka harta itu adalah nikmat baginya. Barangsiapa yang mengambilnya dari jalan yang haram atau menyalurkannya pada hal-hal yang haram maka harta itu menjadi adzab baginya. Seorang yang berakal adalah yang berupaya agar hartanya menjadi nik­mat baginya, dan memperingatkan dirinya agar hartanya tidak menjadi adzab baginya sehingga dia pakai pada apa-apa yang dihalalkan Allah dan dia salurkan pada apa-apa yang disyari’atkan Allah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS al-Baqarah [2]: 172)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi seorang kafir.” (Diriwayatkan oleh Muslim: 7417)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya ada orang-orang yang mengurus harta Allah dengan tidak haq maka bagi mereka neraka pada hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Bukhari: 3118)
[JADIKAN  MEDIA UNTUK  KEBAIKAN  BUKAN  KEJELEKAN]
Berdakwah kepada kebaikan di dalam ber­bagai macam media massa dan mencurahkan harta padanya adalah kebaikan, perbaikan, dan kebajikan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ

Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS al-A’raf [7]: 170)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS an-Nahl [16]: 128).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. (QS al-Kahfi [18]: 30)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS at-Taubah [9]: 120)
Sementara itu, dakwah kepada kejelekan di berbagai media massa adalah kerusakan dan perusakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ

Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang mem-buat kerusakan. (QS Yunus [10]: 81)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. (QS al-A’raf[7]:56)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (menger­jakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-me-nolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Al­lah amat berat siksa-Nya. (QS al-Maidah [5]: 2)
Dakwah kepada kebaikan di dalam berbagai macam media massa tidak terhingga manfaatnya, sebagaimana dakwah kepada kejelekan di berb­agai media massa juga tidak terhingga mudaratnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menyeru kepada’petunjuk maka dia mendapat pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pa­hala-pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia akan tertimpa dosa seperti dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun. ” (Diriwayatkan oleh Muslim: 6804)
Dan sesungguhnya menimpakan mudarat atas seorang dari kaum muslimin adalah dosa yang berbahaya, maka bagaimana dengan me-nyebarkan kejelekan di berbagai macam media massa atas kaum muslimin di rumah-rumah me­reka di penjuru-penjuru dunia?! Dan sungguh Allah telah berfirman tentang orang-orang yang curang di dalam takaran-takaran dan timbangan-timbangan:

أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ ۝لِيَوْمٍ عَظِيمٍ ۝ يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ۝

Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesung­guhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (QS al-Muthaffifin [83]: 4-6)
Sesungguhnya orang yang menyampaikan kejelekan kepada kaum muslimin di penjuru-penjuru dunia di dalam berbagai macam media massa adalah lebih utama, lebih utama, lebih uta­ma untuk dikatakan itu kepadanya.
Dan pembatas yang memisahkan antara dunia dan akhirat adalah kematian. Barangsiapa yang mati maka datanglah kiamatnya dan dia berpindah dari negeri amalan ke negeri pembalasan, dan kuburan adalah tempat tinggal pertama di akhirat. Seseorang diberi nikmat di kubumya jika dia mendapat taufik sehingga dibukakan baginya pintu menuju ke Surga dan datang dari Surga baunya dan kebaikannya. Sementara itu, jika dia dalam keadaan selain itu maka dibuka­kan baginya sebuah pintu ke Neraka dan datang kepadanya dari panasnya dan racunnya; diriway­atkan oleh Imam Ahmad (18534) dengan sanad yang shahih. Dan adzab kubur terjadi bagi orang-orang kafir sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Di­katakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras. ” (QS Ghafir [40]: 46)
Dan juga bagi orang-orang yang bermaksiat dari kaum mukminin sebagaimana di dalam hadits lewatnya Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam pada dua kuburan yang salah satunya diadzab karena namimah (suka mengadu domba, Red.) dan yang kedua diadzab karena dia tidak menurupi diri ketika dia kencing, diriwayatkan oleh Bukhari (216) dan Muslim (677); dan di dalam lafal lain di dalam Shahih Muslim (678): “Tidak membersihkan diri dari kencing.” Dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Seandainya kalian tidak saling menguburkan maka sungguh aku akan berdo’a kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian adzab kubur.” (Diriwayatkan oleh Muslim: 7214 dari Anas radhiyallahu ‘anhu.
Dan di dalam riwayat lain dari Muslim (7213) dari hadits Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu:
“Maka seandainya kalian tidak saling mengubur­kan, niscaya aku berdo’a kepada Allah agar mem­perdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku mendengarnya. “
Di dalam Tarikkh Khulafa’ oleh Suyuthi (him. 232) dia berkata, “Dan diriwayatkan bahwa Ibnu Sammak masuk kepada (Harun) ar-Rasyid pada suatu hari, maka ar-Rasyid meminta minuman. Lalu didatangkan kepadanya secangkir minuman, ketika dia mengambilnya maka Ibnu Sammak berkata, Pelan-pelan, wahai Amirul Mukminin! Seandainya engkau terhalang dari bisa meminum ini maka berapa engkau akan membelinya?’ Ar-Rasyid berkata, “Dengan separuh kerajaanku!” Maka berkata Ibnu Sammak, ‘Minumlah. Semoga Allah Ta’ala memberikan kelezatan kepadamu.’ Ketika dia sudah meminumnya maka Ibnu Sammak berkata, ‘Saya bertanya kepadamu, seandainya engkau dihalangi dari mengeluarkannya dari tubuhmu maka dengan apa engkau membeli keluarnya?’ Ar-Ra-syid berkata, ‘Dengan seluruh kerajaanku!’ Ibnu Sammak berkata, ‘Sesungguhnya kerajaan yang nilainya seteguk air dan setetes kencing maka sungguh sangat pantas tidak diperebutkan.’ Maka menangislah Harun dengan tangisan yang sangat.”
Dengan qiyas ini dikatakan kepada orang-orang yang diberi harta yang agung oleh Allah, terutama yang mengerahkannya di dalam berbagai media massa pada apa-apa yang memudaratkan (membahayakan, adm-) kaum muslimin, dikatakan kepada mereka: Seandainya seorang dari kalian merasakan sakit yang parah pada salah satu anggota tubuhnya dan tidak bisa mendapatkan kesembuhan kecuali dengan membayar dengan seluruh apa yang dia miliki, niscaya dia akan melakukannya agar selamat dari rasa sakit dan siksa dunia, sedangkan adzab dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan adzab akhirat; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Pada hari Kiamat, didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia— dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya, ‘Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?’ Maka ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, ya Rabb. ‘ Dan didatang­kan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia— dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya, ‘Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?’ Maka ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apa pun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apa pun.’” (Diriwayatkan oleh Muslim: 7088) …
Sesungguhnya telah saya bawakan ayat-ayat yang banyak yang mengandung hasungan (motivasi, adm-) dan peringatan; karena Sesungguhnya kalam Allah ‘Azza wa Jalla adalah penasihat yang paling agung dan penghardik yang paling kuat, agar binasa orang yang binasa dengan bukti dan agar hidup orang yang hidup dengan bukti, dan yang diharapkan dari setiap orang yang menelaah risalah ini dari yang bersangkutan dengannya agar termasuk orang yang hidup di atas bukti.
[NASIHAT  BAGI  PARA  PEMBACA,  PENDENGAR,  DAN PEMIRSA]
Adapun Anda, wahai saudara-saudara kaum muslimin para pemerhati berbagai media massa baik media cetak, audio, atau audiovisual, maka Sesungguhnya yang pantas bagi kalian dan yang wajib atas kalian agar hendaknya pergaulan ka­lian dengan media massa tersebut adalah untuk mengambil faedah darinya dari apa-apa yang membawa kalian kepada kebaikan di dunia dan di akhirat dan menjauhkan diri dari setiap hal yang membawa mudarat kalian di dunia dan di akhirat. Maka bertakwalah kepada Allah di dalam kesehatan dan keselamatan kalian, bertak­walah kepada Allah di dalam pendengaran dan penglihatan kalian, bertakwalah kepada Allah di dalam waktu-waktu kalian; karena Sesung­guhnya kalian adalah bertanggung jawab atas se­tiap nikmat-nikmat ini. Maka berbahagialah bagi siapa saja yang menggunakannya di dalam hal-hal yang membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan celakalah bagi siapa yang menyia-nyiakannya dan menggunakannya di dalam hal-hal yang membawa kerugian dunia dan akhirat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Se­sungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban-nya. (QS al-Isra’ [17]: 36)
Dan Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS an-Nur [24]: 24)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dua nikmat yang banyak dari manusia merugi padanya: kesehatan dan waktu luang.” (Diriwayatkan oleh Bukhari: 6412)
Seorang muslim yang menasihati dirinya akan bersemangat untuk menggunakan kesehatannya dan menyibukkan waktunya pada hal-hal yang membawanya kepada kebaikan agar termasuk orang-orang yang beruntung, dan memperingatkan dirinya dari menggunakan kesehatannya atau menyibukkan waktunya pada hal-hal yang membawanya kepada mudarat sehingga terma­suk orang-orang yang teperdaya lagi merugi.
Maka jagalah pendengaran dan penglihatan kalian dari mendengarkan dan melihat kepada para tukang sihir, dajjal, dan tukang ramal, dan dari mendengarkan dan melihat kepada para penyanyi wanita dan laki-laki, dan tundukkanlah pandangan kalian dari melihat kepada para wanita, dan begitu juga para wanita menundukkan pandangan dari laki-laki; dengan menunaikan firman Tuhan kalian:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ ۝

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemalu­annya.” (QS an-Nur [24]: 30-31)
Tinggalkanlah serial-serial yang membunuh waktu dan melalaikan dari dzikrullah (dzikir/ mengingat Allah, Red.) dan dari shalat, berpalinglah dari koran-koran dan majalah-majalah porno, dan awaslah dari situs-situs yang jelek di internet, dan ini sebagai salah satu contoh saja.
Adapun media-media massa kafir maka selayaknya bagiannya dari kalian adalah ditinggalkan, berpaling darinya, dan diabaikan.
[PENUTUP]
Dan saya katakan sebagai penutup risalah ini bagi setiap jurnalis media massa, para pemilik televisi, dan para pemerhati media massa dan se­luruh kaum muslimin:
Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah, hak-hak-Nya, dan hak-hak para hamba-Nya adalah ama­nah di sisi setiap muslim dan muslimah, maka thaharah adalah amanah, shalat adalah amanah, setiap yang diperintahkan Allah adalah amanah, setiap yang dilarang Allah adalah amanah, harta adalah amanah, anak adalah amanah, jiwa adalah amanah, lisan adalah amanah, kemaluan adalah amanah, pendengaran dan penglihatan adalah amanah, dan seluruh nikmat-nikmat Allah atas seorang hamba adalah amanah, dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوماً جَهُولاً

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipi-kullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh. (QS al-Ahzab[33]:72)…
Dan saya memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar memberikan taufik kepada kaum muslimin baik para pemerintah maupun rakyat di dalam men-dalami agama dan teguh di atas kebenaran dan pada apa-apa yang merupakan izzah (kemuliaan) mereka dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. Dan shalawat dan salam serta berkah semoga tercurah atas hamba dan Rasul-Nya Nabi kita Muhammad dan atas keluarganya dan para sahabatnya semuanya. []
Sumber: Majalah al-Furqon no. 131 hal. 24-31

* Dinukil dan diterjemahkan oleh Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah ^te£ dari makalah yang berjudul Risdlatu Nushin wa Isyfaq Hal I’lamiyym wa Malikil Qanawat wal Qaimln ‘Alaihd Minal Muslimin Hdkimln wa Mahkumln oleh Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin bin Hamd al-Ab­bad tertanggal 4/2/1430 dari website putra beliau Utsman bin Abdul Muhsin al-Badr. Syaikhuna asy-Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin bin Hamd al-Abbad §fe£ adalah seorang ulama besar di Saudi Arabia. Beliau adalah se-orang guru besar dan mantan Deputi Rektor Universitas Islam Madinah dan juga seorang pengajar di Masjid Na-bawi hingga saat ini. Beliau dikenal dengan kegigihannya membela sunnah, tawadhu’nya, wara’nya, zuhudnya, dan perhatiannya yang sangat kepada para penuntut ilmu.
[1] Judul-judul dalam tanda kurung siku merupakan tambah-an dari penerjemah.

Sumber:http://maktabahabiyahya.wordpress.com