Balon Kades Mengamuk, Kapolres Lumajang Pingsan

FERRY ARBANIA
By -

BALON KADES LUMAJANG MENGAMUK

LUMAJANG -  Ribuan massa yang tergabung dalam Paguyuban Bakal Calon Kepala Desa (Balon Kades) dari berbagai desa di Kabupaten Lumajang menggelar aksi demonstrasi menolak penundaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang diadakan  di 137 desa,  Kamis (6/9/2012). Aksi massa  berlangsung panas hingga berakhir dengan perusakan Kantor Pemkab Lumajang.

Pantauan di lokasi, ribuan massa yang dikoordinir Paguyuban Balon Kades sejak pagi telah berkumpul di depan Kantor Pemkab Lumajang di Jl. Alun-Alun Utara, untuk mendesak Bupati Dr H Sjahrazad Masdar MA mencabut keputusan penundaan Pilkades serentak tersebut. Mereka awalnya menggelar aksi biasa saja tapi  kemudian berubah anarkis dengan melakukan perusakan terhadap aset pemkab dengan lemparan batu. Kantor Pemkab pun rusak parah.


Aksi anarkis ini dipicu dialog yang dilakukan 16 orang perwakilan massa yang dikoordinir Niksam selaku Ketua Paguyuban Balon Kades. Mereka yang diterima di Kantor Pemkab Lumajang menegaskan ingin bertemu dengan Bupati  Sjahrazad Masdar. Saat itu mereka ditemui Drs Mashudi, Asisten Tata Praja, bersama sejumlah pejabat lain, di antaranya Drs Arif Sukamdi, Kabag Pemerintahan Desa (Pemdes). Tapi dalam dialog, jawaban dua pejabat itu tak memuaskan para balon kades. Jawaban mereka  hanya berkutat pada masalah birokrasi terkait sebutan Bakal Calon Kades yang dinilai tidak sesuai aturan karena belum ada tahapan Pilkades.



Sikap ngotot perwakilan massa ini kemudian dipenuhi dengan syarat membuat surat pernyataan bahwa mereka sebagai anggota masyarakat. Tak lama kemudian pertemuan dengan Bupati Sjahrazad Masdar bersama Drs H As’at Malik Mag, Wakil Bupati, pun digelar di Ruang Mahameru. Namun massa yang berada di luar Kantor Pemkab Lumajang tiba-tiba  marah. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba massa melakukan pelemparan batu ke arah sejumlah bangunan di Kantor Pemkab Lumajang.

Akibatnya,  kaca sejumlah ruangan kantor, seperti di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD), Bagian Pembangunan dan ruangan lainnya, hancur berantakan. Tidak hanya melempar dengan batu, massa juga menjebol paving untuk dilempar ke arah Kantor Pemkab. Bahkan, pintu pagar dijebol, papan APBD di pinggir jalan dirusak serta sejumlah pot bunga dihancurkan.



Aksi anarkis massa terus berlanjut. Mereka berusaha merangsek ke dalam Kantor Pemkab Lumajang setelah menjebol pagar. Hanya saja, upaya itu berhasil digagalkan oleh petugas pengendali huru-hara yang disiapkan di lokasi aksi demo.


Pasukan Dalmas beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa. Namun gas air mata ini terkena terpaan angin hingga mengarah kembali ke arah Kantor Pemkab Lumajang sampai petugas dan seluruh staf, termasuk wartawan, berhamburan menyelamatkan diri karena terkena dampaknya.


Setelah itu, pasukan anti huru-hara pun langsung merangsek ke luar untuk mengendalikan massa.  Meski demikian tidak sampai terjadi bentrokan antara aparat dan massa karena berhasil diredam dan saling menahan diri. Sampai akhirnya, Drs H As’at Malik Mag, Wakil Bupati, bersama perwakilan massa keluar untuk menenangkan mereka.

Kepada massa, Wabup Lumajang menjanjikan untuk membahas persoalan ini dengan perwakilan demonstran. Untuk itu massa diminta kembali ke rumah masing-masing. Setelah mendapatkan penjelasan ini, massa pun berangsur-

angsur meninggalkan Jl. Alun-Alun Utara dengan menumpang truk, pikap dan motor.

 

Kapolres Pingsan

Aksi demo kemarin ternyata membawa korban. AKBP Susanto, Kapolres Lumajang, yang sedang berusaha meredam aksi anarkis massa, terkena lemparan batu. Kapolres berkepala plontos ini menjadi korban ketika massa pendemo mulai bergejolak dan mulai melakukan pelemparan batu dan paving ke arah Kantor Pemkab Lumajang. AKBP Susanto langsung berinisiatif mengendalikan massa dengan berjalan sendirian di tengah hujan batu di halaman Kantor Pemkab Lumajang.


Dia berusaha menenangkan massa, menemui mereka di pinggir jalan. Namun, Kapolres tiba-tiba terlihat limbung lalu pingsan seketika di tengah halaman. Ambruknya orang nomor satu di jajaran Polres Lumajang ini karena kepalanya yang dibiarkan tanpa rambut itu terkena lemparan batu sebesar genggaman tangan orang dewasa. Melihat Kapolres menjadi korban pelemparan batu, sejumlah personel yang melakukan pengamanan langsung berlarian memberikan bantuan. Kapolres langsung dibopong ke ruangan Bupati Lumajang untuk mendapatkan perawatan dari petugas medis dari RS Bhayangkara yang sejak awal telah disiapkan di lokasi.


Sejumlah petugas lain juga dibuat sibuk dengan kejadian ini.

Bahkan, ruangan Bupati Lumajang yang semula sepi, langsung ramai dengan hilir mudik petugas untuk memeriksa kondisi Kapolres Lumajang. ”Pak Kapolres masih dirawat di dalam. Jangan masuk Mas,” kata seorang staf pribadi Bupati Lumajang.
Saat Kapolres Lumajang mendapatkan perawatan, aksi anarkis massa terus terjadi. Bahkan, tembakan demi tembakan gas air mata yang dibidikkan petugas anti huru-hara membuat ruangan lobi Kantor Pemkab Lumajang jadi mencekam. Lokasi itu penuh dengan asap yang memedihkan mata dan membuat wajah panas. (dm)