Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim Wibowo Eko
Putro di Surabaya, Senin (17/10/2011), mengatakan, beras lokal Jatim
yang dikirim ke beberapa daerah seperti Kupang, Nusa Tenggara Timur
sebanyak 17.500 ton, Jayapura, Papua sebanyak 4.510 ton, Jakarta 3.900
ton, Timika Papua 3.630 ton, Palangkaraya 1.600 ton, Batulicin 800 ton,
dan Banjarmasin 700 ton.
Pengiriman beras ke beberapa daerah hingga
September 2011, berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Jatim dan Balai Besar K arantina Surabaya. Dari semua tujuan
ekspor beras antarpulau itu, sebanyak 40 persen didistribusikan untuk
rumah tangga, 30 persen ke penggilingan padi, distributor 17 persen,
Bulog 8 persen, dan pedagang 5 persen.
Wibowo menambahkan, kendati kekeringan di beberapa
daerah hingga kini belum mempengaruhi produksi padi Jatim. Hal ini
karena areal tanam padi yang gagal panen akibat kekeringan tidak terlalu
luas. Tanaman padi yang mengalami puso 37.664 hektar atau 1,93 persen
dari total luas tanam 1.955.407 hektar.
Langkah untuk menutupi kekurangan produksi akibat
kekeringan dengan memperluas areal tanam padi 161.000 hektar dan 100.000
h ektar di antaranya dari program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan
Berbasis Korporasi (GP3K).
Luas lahan padi yang puso lebih kecil dari upaya
perluasan lahan, jadi bencana kekeringan tak pengaruhi produksi padi dan
tidak mengancam ketahanan pangan Jatim, ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Jatim, hingga
Agustus 2011, terdapat 1.453 hektar sawah mengalami kekeringan di
Kabupaten Trenggalek, Pacitan, Tulungagung, Mojokerto, Lamongan dan Sum
enep.
Daerah yang mengalami gagal panen antara lain
Mojokerto 18 hektar, Tulungagung 9 hektar, Tuban 6 hektar, Bojonegoro
dua hektar dan Trenggalek satu hektar.
Sumber : kompas.com
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia