Surabaya - Dewan Kesenian Surabaya (DKS) mencari dan menantang para sastrawan-sastrawan untuk beradu karya dan kreasi dengan harapan bisa mengakomodasi seniman kampung atau yang belum pernah muncul di hadapan umum.

"Kami persilahkan para sastrawan dimana pun tempatnya untuk bergabung dan menyalurkan bakatnya. Kebetulan DKS memiliki program Halte Sastra," ujar Direktur Halte Sastra, Ribut Wijoto kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Program ini sendiri membuka peluang bagi sastrawan muda di wilayah Surabaya dan sekitarnya untuk mendaftarkan diri dengan mengirimkan karya-karyanya.

Selanjutnya, karya-karya yang dinilai layak akan dibukukan dan diapresiasi di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15.

"Selain dibukukan, penulisnya juga akan diminta datang ke Galeri Surabaya dan menampilkannya secara langsung," tukasnya.

Tidak ada syarat secara khusus bagi para sastrawan kampung yang ingin menampilkan karyanya, kecuali harus berusia di bawah 35 tahun.

Teknis penjaringannya yakni dengan mengirimkan sepuluh karya puisi atau empat karya cerpen ke alamat email di "komite_sastra_dks@yahoo.com" atau dikirim langsung ke Sekretariat DKS di Kompleks Balai Pemuda.

Ribut juga mengatakan, sebelumnya program Halte Sastra DKS ini masih sebatas menjaring sastrawan muda dari kalangan kampus.

Namun, sejak tahun ini sastrawan dari semua kalangan bisa turut aktif dan menampilkan karyanya tanpa harus melewati prosedur berliku.

"Apalagi sastrawan di kampung-kampung kan susah mendeteksinya. Karenanya kami buka peluang dengan cara pendaftaran seperti ini," tutur dia.

Program yang digelar sejak 2009 ini, Halte Sastra DKS dengan didukung Dewan Kesenian Jawa Timur telah berhasil menerbitkan lebih dari 10 judul buku. Hanya saja dicetaknya dari kalangan terbatas.

"Tapi kami berusaha menggandeng perusahaan penerbit yang bersedia bekerja sama dan menampilkan karya-karya sastrawan muda. Semoga mulai tahun ini sudah terjalin dan bisa mencetak lebih banyak lagi," papar Ribut yang juga seorang wartawan tersebut.