Banyuwangi, Petualangan, dan Puisi (1)

FERRY ARBANIA
By -
0
Seorang turis asing di Kawah Ijen, Banyuwangi.
|Ferry Arbania|Surabaya (beritajatim.com) - Sesungguhnya, Banyuwangi tidak hanya menawarkan wisata atau keindahan yang bisa mudah dicercap. Lebih dari itu, Banyuwangi mengajak Anda untuk berpetualang. Dan keindahan Banyuwangi lebih mirip dengan puisi: menyimpan rahasia, cinta, dan kedalaman komtemplasi.

Pengalaman itulah yang dirasakan penulis ketika bersama-sama dengan beberapa reporter media di Surabaya bertandang ke Banyuwangi. Kami mendapat sebuah gambaran yang berbeda dengan mendatangi lokasi wisata instan seperti taman-taman kota di Surabaya atau Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Di taman-taman instan atau buatan, keindahan bisa langsung dinikmati. Tempat memang didesain untuk membuat nyaman orang yang datang. Fasilitas umum disediakan dan siap dipergunakan.

Tetapi untuk Banyuwangi. Di wilayah paling timur pulau Jawa ini, keindahan tidak datang dengan sendirinya. Keindahan hanya bisa didapat dengan perjuangan yang cukup melelahkan. Banyuwangi mengajak kami untuk berpetualang. Menempuh perjalanan panjang sekaligus mengajak memahami alam dari jarak lebih dekat.

Kami harus menempuh perjalanan darat sejauh 293 kilometer, selama lebih dari 9 jam. Memang kami tidak langsung menuju Banyuwangi. Kami menyempatkan mampir di beberapa lokasi yang memang sangat cukup disayangkan kalau dilewati begitu saja.

Bersama rombongan dalam satu bus, penulis bersama-sama reporter media di Surabaya sempat mampir di Pantai Bentar Probolinggo, Pantai Pasir Putih Bondowoso, dan Taman Nasional Baluran Situbondo. Ketiganya memang berada dalam satu arah dari Surabaya menuju Banyuwangi.

Ketiganya juga cukup mengesankan sebagai awal mula petualangan yang sebenarnya, yakni petualangan Banyuwangi. Ada dua tempat utama yang hendak kami tuju. Kawah Ijen dan pantai Plengkung. 

Dari penjelasan beberapa orang, kami sudah tahu, keduanya tidak ditempuh dengan perjalanan mudah. Di Ijen misalnya, kami harus berjalan sejauh 3 kilometer dengan medan yang menanjak. Sedang di pantai Plengkung, lokasi adalah di tengah-tengah alas Purwo yang terkenal lebat dan angker. Tetapi, kami juga mendapat penjelasan, keindahan kedua lokasi tersebut tiada dapat diukur dengan keringat dan finansial. 

Pada Ijen dan Plengkung, kami juga telah diberitahu. Di sana kami bakal berbaur dengan wisatawan yang tidak hanya dari lokal Jawa Timur. Di sana banyak wisatawan dari Jerman, Amerika Serikat, China, Jepang, dan Perancis. Bahkan di pantai Plengkung, yang katanya sangat alami dan ombak yang tinggi, wisatawan lokal hanyalah sebagian kecil, mayoritas pengunjung berasal dari luar negeri. Sungguh penjelasan itu semakin membuat kami lebih tertantang untuk segera datang.[but]

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)