48 Pejuang Seni Tradisi Raih Penghargaan dan Anugerah Kebudayaan

FERRY ARBANIA
By -
0
Menbudpar Jero Wacik (tiga dari kiri) memberi penghargaan kepada seniman asal Sulteng Katija [SP/Hendro Situmorang]
|Ferry Arbania|Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati seni budayanya. Begitu banyak warisan kesenian dan kebudayaan yang diciptakan leluhur. Para seniman dan budayawan Tanah Air bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mempertahankan dan melestarikannya. Untuk itu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik memberikan penghargaan kepada 48 orang maestro seni tradisi dan 18 orang penerima Anugerah Kebudayaan Tahun 2011 untuk kategori Anugerah Seni, Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya, serta Anak/Pelajar/Remaja yang berdedikasi terhadap kebudayaan di Gedung sapta Pesona, Rabu (6/7). ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya dan bangsa yang berbudaya tinggi adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa budayawannya. Yang disebut pahlawan bukan yang berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan RI, tetapi juga para tokoh yang telah berjasa dalam bidang kebudayaan, pendidikan, pembangunan, perekonomian, maupun bidang lainnya,” ujarnya. Bagi Wacik, pemberian penghargaan anugerah akan terus dilakukan. Seniman dan budayawan bekerja tanpa ingat waktu ketika bekerja dan tidak pernah berpikir akan mendapat apa berikutnya. Karena itu negara punya kewajiban memberi penghormatan pada seniman dan kebudayaan. Kemenbudpar setiap tahunnya selalu memberi anugerah-anugerah dan makin lama makin diperbesar. Hal ini sebagai ucapkan terima kasih pada seniman dan budayawan atas pengabdian, karena negara punya kewajiban memberi penghargaan, bahkan ada seniman yang hingga umur 97 masih mengabdi pada seni dan budaya. “Untuk itu para remaja Indonesia baiknya tekun pada nilai seni budaya kita. Lebih baik kita melestarikan seni budaya ini lewat menari, mendalang dan lainnya. Apalagi kita punya 4 karya budaya yang diakui UNESCO seperti keris, wayang, batik dan angklung. Saya menghimbau agar para seniman dan budayawan rajin-rajinlah membuat kader agar keahlian tidak hilang,” ungkapnya. Bidang karya yang mendapat penghargaan anugerah adalah aktor film, musisi dan pencipta lagu, pemain teater, pelukis tradisional gaya Kamasan,budayawan dan penyair, dalang, pendokumentasi budaya Minahasa, pelestari Budaya Betawi (pembuat gong Sibolong), peduli tradisi batik, pelestari budaya Sumba, penulis, penyuluh budaya Karo, pemusik Hawaien, pemusik gong, seni ukir, penari lengger, penari Opera Arja, pembuat gong Ageng, penata musik, penari tradisional, pelukis dan penyanyi, sastrawi, pelukis dan pengrawit. Pemusik gong Katija (67) asal Sulawesi Tengah belajar dari kelas 5 sejak di Sekolah Rakyat dulu. Cara belajarnya cukup unik, karena belajar dari pohon ketapang dan menciptakan alat musik kakula. Instrumen ini biasa dimainkan pada acara pernikahan, bahkan ia dikatakan maestro kakula tanpa instrumen. [H-15] sumber:www.suarapembaruan.com rdisi Rabu, 6 Juli 2011 | 15:25

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)