by: Ferry Arbania
Kutulis puisi ini dengan cinta
sambil sesekali memeluk lenguh bianglala
memahkotai jiwamu dengan rasa
walau berkali-kali tak bisa menciumimu
kulanjutkan puisi ini dengan kata
menyambutmu dengan asa
sambil sesekali mengangkangi wajah purnama
yang kau tulis di altar jiwa
akh kekasih,
pada siapa lagi kuikrarkan setia
jika malam-malamku tak berkamu
dan tagihan maut telah menumbuhkan keberanianku
hingga malam semirip kamar
kunantikan semerbak tubuhmu
menandai kesetiaan arti
sampai mati.
Sumenep, Madura
3 Februari 2011/ 17:45 WIB
Post a Comment
0Comments
3/related/default
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia