by: Ferry Arbania Rampak pedang disela desing tua muda belajar menikam dari depan, samping dan belakang ...lainnya lagi menendang seenak hati
dimana-mana orang canggih berbicara gaya hidup ibu-ibu maju terdidik mengeluh tak dapat jatah perhatian suaminya lainnya lagi terbata-bata menolak semburan kata pedas istrinya
siang malam orang berebut kue jalanan meja makan restoran kasur kenyal apartemen dan empuknya kamar tidur hotel murahan tak asing lagi diperbincangkan orang-orang kantoran.
nasi bungkus 1 rantang apel merah kemeja warna putih dan celana pendek dipinggiran mall kueja satu, dua, tiga kalimat kesal sedan silver dan coklat muda warna rokmu itu sesekali tersingkap menantang kelamin jiwaku liuk-liuk daun kota surabaya yang segar paduan arsitektur dolly dan nyanyian waswas kali jati seakan-akan mengumbar kejantananku yang perih lantas berkhidmad pada birunya senyum ampel sunan ku
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia