Sipapun orangnya bakal menjadi “asing” bila belum mengenal segala
sesuatu yang ada di seputarnya. Apalagi sesuatu tersebut menyangkut
suatu capaian hasil teknologi yang diusung oleh manusia modern,
keterasingan ini biasanya disebabkan lantaran life style
sebagian besar Masyarakat Indonesia yang tidak inovatif, karena
tersihir dengan keterpurukan yang membelitnya, sehingga mereka lebih
leluasa menikmati hasil teknologi lama.
Tentu saja hasil
karya manusia yang dikemas dalam teknologi sebagai resultan dinamika
social peradaban, disalah satu sisi akan menuaikan aspek efesiensi
waktu, tenaga dan pendanaan. Aplagi bila efisiensi tersebut menyangkut
sebuah informasi yang sekarang menjadi label utama manusia modern.
Dengan informasi inilah, masyarakat modern mampu larut dalam komunikasi
dan interaksi social dalam kemasan kegiatan politik, perdagangan, misi
social,pelayanan social seperti relawan kita yang berjuang di Mentawai
dan Gunung Merapi. Namun juga informasi yang serba efesien dan berdaya
guna optima tersebut mampu mengusung dampak negatif terhadap masyarakat
kita.
Namun suatu kepentingan yang lebih besar yang dibutuhkan
masyarakat guna menggapai tujuan bersama sebuah masyarakat social
tersebut ternyata lebih mendominasi ketimbang ekses negatifnya yang
bersifat variatif. Teknologi informasi tersebut adalah hadirnya Koran
(nama umum media cetak) On Line, atau public lebih senang
menyebut OL atau Daring (Dalam Jaringan). Koran OL ini terus saja
merangsek bertambah membahana dari tahun ke tahun, sehingga diprediksi
bisa lebih menggantikan hadirnya koran cetak yang memiliki banyak
keterbatasan.
Prinsiputama Koran ON adalah menyediakan
informasi yang sekarang tayang dari kejadian/event yang beberapa menit
berlangsung. Kita usah menunggu jadwal sirkulasi koran cetak, yang
biasanya didapat pelanggan saat pagi atau sore. Dan keterbatasan
lainnya yang nampaknya bakal ditinggalkan oleh banyak pelanggan. Hal
ini perah terjadi di negeri Paman Sam yang mengakibatkan ambruknya
koran koran besar, karena ditinggalkan oleh pelanggannya. Dengan
spesifikasi seperti tersebut di atas, maka bagi koran OL yang telah
memasang kolom opini, laporan daerah, politik dan lain sebagainya
haruslah lebih jeli memasang matanya dan dalam aspek inilah peran
seorang journalis sangat dibutuhkan. Apalagi eksistensi koran OL
tersebut berada di negeri 1001 anarkis dan 1001 bencana, yang
berlangsung di Negara seluas 1.9 juta mil persegi dengan 6000 pulau,
jelaslah secanggih apapun teknologi informatika yang mengusungnya tak
akan mampu mengkover dinamika Indonesia dalam berbagai aspek.
Guna mencapai hasil yang optimal dalam hal pelayanan informasi pubik tersebut, maka kehadiran citizen journalis
sangat diharapkan. Karena journalis jenis ini bisa menjamin penayangan
informasi yang dikirim oleh siapa saja yang memiliki informasi
tersebut. Dengan karakterisitik inilah maka dapat dikatakan bahwa koran
OL adalah koran milik publik, siapa yang memiliki informasi dia
menayangkan sendiri. Apalagi bagi koran OL yang melengkapi aplikasi
tampilan video, maka beda koran OL dengan media televise sudah tak
banyak berbeda. Sehingga inilah yang menjadi kekuatan tersendiri bagi
koran OL yang diprediksi abakal menggeser peran aktif koran cetak.
Koran
OL juga mampu mewadahi anak bangsa yang bersikap mental memiliki
kepedulian, tanggung jawab dan keprihatinan social yang tinggi, apalagi
di Negara yang sedang mengidap banyak ketimpangan atau pergeseran nilai
social. Idealisme tersebut dapat ditumpahkan dengan menyodorkan gagasan
pencerahan terhadap social di sekitarnya.
Inilah salah satu kebahagian tersendiri bagi Cityzen Journalist.
Idealisme ini juga akan bertambah kokoh karena dengan wadah media ini,
Cytize Journalist mampu melakukan sharing interaktif dengan public.
Namun apakan eksistensi media ini bajal terganjal dengan rendahnya
minat baca masyarakat Indonesia. Untuk menjawab pertanyaan ini kita
dapat menggunakan data analogy penggemar facebook di Indonesia, karena
diasumsikan bahwa facebook adalah teknologi informasi yang tidak jauh
berbeda dengan koran OL. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia menjadi
10 negara terbesar pengguna bersama dengan . AS, Inggris, Turki,
Perancis, Canada, Itali, Spanyol, Australi dan Pilipina. Perkembangan
facebooker ini melesat dari tahun ke tahun, mulai hanya 831 ribu
facebooker pada tahun 2008 hingga mencapai jumlah 22 juta pada tahun
2010. Dengan demikian eksistensi koran OL di jaman ini tidak lagi
disangsikan’
Penulis: Ir. Bambang Sukmadji Guru MA Futuhiyy
Sumber: www.kabarindonesia.com
Post a Comment
0Comments
3/related/default
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia