by: Ferry Arbania
Untuk apalagi kau menjanda dipulau cinta
sesobek kain putih sehabis malam pertama
belum juga kau cuci dengan hasratku yang entah dimana
pagi kau mengerang
malam kau mendesah
dan merayap disela kantuk dini hari
kucoba pahami lagi liuk tubuhmu
tarianmu memang luar biasa
kuselami kedalaman napasmu
kau memang tak mudah menggelinjang diranjang akalku
kucoba menjauh dari gigitan waktu
kau mengepungku dengan bayangan cinta]
kupalingkan nyanyian bidadari
namun irama rambutmu kian lekat menari
menggosok leher dan bibirku
hingga tak teraasa aku memelukmu dikamar mandi
hari ini kunyatakan lagi keberatanku
keterganjalanku atas statusmu
permaisuri yang pulang pergi dari kelamin
tapi bukan kupu-kupu malam
jujur saja ada yang tak kumengerti
meski berkali-kali kupahami tingkahmu
lantas siapakah yang mesti menikahi rasa
ketika semuanya sudah tak lagi menyendiri.
(Melerai CInta)
Sumenep,10 Oktober 2010
3/related/default
desiran darahku ikut menari saat membaca puisimu
ReplyDelete