by: Ferry Arbania
Jangan obral metafora
untuk sekedar menutupi ketakjuban
ku tahu kau tak lagi sendiri
dan kau mencinta dijendela hati
Malam ditengah larut yang kesepian
ada pesan singkat menyeruak
mebelah debar pada denyut rindu
kaupun menghela napas, sambil melirik kanan-kiri
ternyata mendua
dan ponselmu bergetar tak berdering
kebersamaan indah itu
sepertinya telah benar-benar kau silent
dan senyap tak berpenghuni.
angin menyingkap gaun tidurmu
kau [pun mengeluh dibelai angan
meraba sangsi di pucuk-pucuk kamar
kau rasakan sentuhan berlipat jantan
kau tiadakan sejoli buat memeras keringat bayangan
kau mabukkan dekap kelam
pada riuh bayang-bayang
yang memuncrat dari wajah dingin
yang tagih
"Maafkan aku suamiku"
Karena telah...
Mendua Dikamar Hati
10062010/10:33
Post a Comment
0Comments
3/related/default
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia