Do'a Pikun Politisi

FERRY ARBANIA
By -
0
by: Ferry Arbania

Menikahlah calon menantuku,
sebab langitmu sudah menua,
dan pucuk-pucuk bambu itu sudah memutih
dikamarku.


aku ingin kau melamar anakku, 
dan bila perlu,
kau nikahi Juni mendatang.

kami orang tua, menantuku
sudah cukup lama menantikanmu jadi pengantin di pendopo.


"jangan khwatirkan biaya resepsi milliyaran rupiah, menantuku".

demi kejayaanmu, kukorbankan semuanya untukmu menantuku, dengan dollarpun tak apa-apa
kami hanya ingin kau cepat punya anak-anak yang pandai menggali rupiah dan dollar
dengan mudah secepatnya, sebanyak-banyaknya.


menikahlan menantuku,
kami ingin melihat mahkota kebesaran itu ada digenggamanmu.
tentu saja dengan kursi kebesarannya menantuku

"ku ingin melihat itu semua dalam kepalan tanganmu",
 keinginan itu begitu kuat anakku,
 bahkan ,
melebihi keinginanku untuk berbagi diluar kalian
sudah cukup renta usia bumi ini
dan keriputnya tak lagi berminyak
kecuali untuk menambah kecantikan orang luar.


menikahlah anak-ku
dengan menantu yang kita pilih secara paksa
tapi jangan tergiur dengan alat kontrasepsi
bukalah rahim seluas-luasnya
bernak-pinaklah dengan senang hati


kami sudah tidak cukup tenaga lagiuntuk sekedar menggagahi bokong besar kompetisi
dengarlah anak-anakku, kau pasti cukup pintar
untuk sekedar membuntingi kota ini


kau lahirkan anak
atau kau menikah didepan demokrasi
aku tak mau tahu itu, nak
anggukkanlah kepala
menandai kesepakatan dan maskawin politik ini


"Aku ingin melihatmu jadi penguasa disini"

Cibubur, 2001

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)