Kunikahi Diammu (Senggama Puisi)

FERRY ARBANIA
By -
0
Kunikahi Diammu
by: Ferry Arbania


kunikahi diammu dengan puisi
bait-bait senyum yang memerah dalam raga
kupeluk engkau dengan hausnya jiwa
lalu kukatakan rasa ini pada satwa

ah jiwa,
betapa getar ini kian bersimaharaja
dan malam ini kau dekatkan lagi auramu dipunggung hayalku
hingga satu bintang jatuh dalam langit asa
diam-diam kurasakan hangat tatapmu
bisakah kau percayai pesan singkatku
dan mengamini pinta bulan di lincah cinta

sekarang aku katakan padamu
"Aku menyanjungmu dengan sepenuh hati"

Anna Althafunnisa Satu bintang jatuh menggauli cintaku...
bergelayut dalam puisimu...
membuka tirai cinta mengungkit sebuah makna....
ahhhhhh...cinta.....
Auramu memeluk sunyinya jiwa...
...mengukir senyum.....melukis air mata....
yah...kuterima suntingan mu......dalam sajak sajak bertaut....

Ferry Nadafm ada milis suka cita memanjang dialtar do'aku
kau datang dengan sekuntum senyum penuh pesona
kuraba sajak-sajakmu yang lenguh
sambil mengeja garis nasib yang kenyal

...ahhh...cinta
terimaksih kau telah hadir dalam sajak pengantinku
yang basah kuyup oleh keringat pengharapan...............

Anna Althafunnisa Kurajuk doa ku dalam setiap bibir basah ku....
Mengusap harap yang entah kapan kan berujung...
Namun bau cinta menebar kekar
menuntun nasib menguak cerita....
Cinta....
...Reguklah manis ku saja bila kau ingin mencinta...
Karena pahitku lunak tertutup asa..
aku bukan yang biasa....

Ferry Nadafm duh cinta........
betapa sempurna wajah langit memapar jelita
semerbak melati dikamar hatimu
telah kucumbui dengan dada bergetar

...pelan-pelan kusimak mahkota malam menandai purnama
ingin kulepas gerah sutera yang menutup tirai jiwa
lalu mengajakmu merebahkan pongah sangsi
tapi disudut remang yang mendesah
tak kutemukan kau benar-benar tengadah dan merentang
kecuali bayangan api cemburu menyusup dilema
membakar senandung rindu yang bertepuk di dahan-dahan tafsir

Akankah malam ini kan terlewati sendiri
sedang hasratku kian tak berbenua

Duh cinta,
biarkan bibir ini menandai ranum wajahmu
dengan hangat cium pertamaku,
setelah itu,
biarkan aku pergi membopongmu keranjang bulan yang teduh

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)