Kerajinan Bambu Desa Tirtoadi Menembus Amerika

FERRY ARBANIA
By -
PENJUAL menunjukkan perangkat musik bambu produk Dusun Sendari, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman.*
YOGYAKARTA, (PRLM).- Produk kerajinan bambu alami sangat diminati para konsumen luar negeri. Faktor bahan baku yang gampang terurai menjadi kompos dan tidak mencemari udara ketika kerajinan mulai menua, menjadi pertimbangkan utama konsumen manca negara.

Produk kerajinan bambu dari Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, sebagai contoh karya orang-orang desa yang diminati oleh konsumen dari Amerika, Kanada, Meksiko, Mesir, Iran, Turki, Thailand.
Ketua Kelompok Desa Wisata “Bambu Indah” Paryanta, SKM menyatakan produk yang dipesan perajin bambu di luar negeri sangat beragam. “Pembeli asal Thailand memesan jembatan bamboo,” kata dia mencontohkan.
Saat ditemui pada pelatihan menulis bagi aktivis karang taruna desa setempat, yang diselenggarakan Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII), dia mencontohkan produk lain yang diminati seperti gazebo, perangkat meja-kursi, hiasan dinding, perangkat sajian makan, buah, bunga, tikar, krei. Pembeli Amerika, Meksiko misalnya sangat antusias dengan gazebo, digunakan sebagai gubuk santai maupun ruang kerja.
Bahan baku gazebo yang diminati pembeli luar negeri harus diawetkan secara alami, caranya direbus air mendidih, supaya tahan rayap dan hama perusak lainnya. Proses pengawetan sekitar tiga bulan. Harga gazebo 2,5 x 2,3 meter mencapai Rp 5 juta. Terkesan mahal, tetapi daya tahan bamboo yang diawetkan mencapai lebih sepuluh tahun. Produk gazebo milik Sugiarto, warga Sendari RT 02 RW 18 Desa Tirtoadi, sebagai contoh yang diproses pengawetan secara alami dan diekspor ke manca negara.
Pasar dalam negeri bagi kerajinan bamboo juga cerah, bisa disimak dari distribusi produk di puluhan kota seperrti Magelang, Malang, Jakarta, Bengkulu, Balikpapan dan sejumlah kota lainnya. “Penjual kerajinan di luar kota biasanya warga Tirtoadi. Mereka pengrajin yang mengubah haluan menjadi penjual. Barang-barang yang mereka jual dikirim dari pengrajin dan show room kerrajinan Sendari,” kata Paryanto, Minggu (7/10).
Bahan baku dari desa sekitar dan pasokan dari Purworejo, Kebumen, Magelang. Harga per bamboo 6 meter Rp 10 ribu - RP 15.000. Suyitno, pengharajin krei menyatakan, sebatang bamboo bisa “disulap” menjadi dua helai krei 2 x 2,5 meter. Harga dasar selembar krei Rp 60 ribu, ditangan pengecer Rp 80 ribu – Rp 100 ribu.
Ekspansi pasar terus dilakukan, manajemen promosi pun dibenahi. Di antaranya promosi produk melalui internet yang difasilitasi Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri UII. Ketua Pelaksana Izzati Muhimmah, PhD menyatakan fasilitas internet warga Tirtoadi bagian dari pelaksanaan Program Hibah Kompetensi Program Studi PBA UII. Operasion internet aktivitas karang taruna terlatih. “Ini strategi meluaskan pasar kerajinan berbasis internet,” kata dia (A-84/A-147)***