Jurnalis Ambon Ikuti Trainning Conflict Sensitive Journalism

FERRY ARBANIA
By -
Pelatihan Conflict Sensitive Journalisme bagi para wartawan di Ambon.
(Foto: SP/Vonny Litamahuputty)
|Ferry Arbania|[AMBON] Program Pelatihan Jurnalisme Sensitif Konflik di Asia Tenggara The Peace and Conflict Journalism Network (Pecojon)  menggelar pelatihan kepada pelaku media pelatihan Jurnalisme Sensitif Konflik Ambon selama tiga hari berturut-turut. Pecojon menilai media memainkan peran penting dalam arena konflik dewasa ini.

Trainner Pecojon Anthonia Koop asal Jerman mengatakan, konflik sesuatu yang berkembang seiring waktu. Suara para jurnalis menentukan pihak mana dalam suatu konflik yang dianggap sebagai korban, pelaku, pihak yang tertindas. 

Apa yang dihadapi dalam konflik tidak dipermukaan saja, tapi yang jadi masalah selalu yang tidak kita lihat. Yang terlibat dalam konflik adalah Perilaku karena ada kepanikan, takut, menafsirkan dan berasumsi. Dilihat dalam konflik hanya ada dua hal tujuan dan konteks," katanya di Aula Baguala Resort Kamis (10/11).

Menurutnya, jika kita tiba di daerah konflik hal penting yang harus dilihat adalah budaya setempat. Selain itu nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Namun masih ada hal-hal yang tersembunyi seperti, apa yang terjadi, kapan dan dimana. 

Kita juga perlu mengamati dan melihat siapa pelaku yang tidak bisa dilihat kenapa itu terjadi. Jurnalis diminta harus banyak mendengar agar lebih banyak tahu situasi sebenarnya di suatu daerah konflik. 

Jurnalis tidak sekadar melaporkan fakta media harus secara terus menerus mempengaruhi perkembangan suatu peristiwa. Melalui analisis panjang terhadap liputan perang dan konflik selama 20 tahun terakhir, muncul sebuah kesadaran baru akan peran jurnalis dalam konflik, yang menuntut pendefinisian ulang terhadap tanggungjawab semua pelaku media. 

"Apa yang terjadi hari ini akan sangat berpengaruh ke depan. Hal ini yang membuat kompleks situasi dan kondisi konflik. Masalahnya apabila kita tidak benar-benar mendalami itu menjadi rangkaian, karena itu adalah proses," kata Anthonia menambahkan. 

Ia menganjurkan, jika ingin mengetahui apa yang benar-benar terjadi kita harus turun jauh lebih baik. Untuk menyimpulkan beberapa hal soal konflik ini adalah perilaku yang terlihat dalam konflik. Yang tersembunyi hanya sikap, situasi konflik, semua orang punya pengaruh satu dengan yang lain. Konsep gunung es adalah struktur segitiga konflik.

Staf Pecojon dari Filipina yang ikut hadir dalam pelatihan ini masing-masing adalah Len dan  wartawan perang asal Charly. [156]

Sumber: http://www.suarapembaruan.com