Koleksi Keris Abad Delapan Dipamerkan

FERRY ARBANIA
By -
0
misterisdunia.blogspot.com
ilustrasi
KLATEN, KOMPAS.com--Berbagai koleksi keris dari beberapa kerajaan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mewarnai pameran di Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai 13-14 Juli 2011.
Budayawan yang juga konsultan keris, Mohammad Taswin Umayyah saat ditemui di sela pameran, Kamis, mengatakan bahwa Tosan Aji dan barang-barang budaya Jawa koleksi miliknya yang diboyong dalam pameran kali ini rata-rata dibuat pada abad delapan, atau sudah berusia sekitar 800 tahun hingga 900 tahun.
Pameran keris ini, lanjutnya, dengan tujuan untuk melestarikan keberadaan benda-benda bernilai sejarah tersebut.
"Saya ingin agar budaya Jawa dihidupkan lagi, karena yang terjadi selama ini anak muda justru banyak yang buta akan budaya sendiri," katanya.
Menurutnya, benda bersejarah seperti keris memiliki nilai budaya dan seni yang tidak dapat dinilai dengan rupiah karena mengandung nilai filosofi dan spiritual dalam perjalanan pembuatannya.
"Bagi yang tak paham dengan dunia keris, maka ia akan menganggap benda ini biasa saja, padahal jika tahu sejarahnya, keris-keris ini mengandung semacam doa atau disebut pamor yang dimasukkan dalam ’badan’nya sesuai permintaan pemiliknya saat dibuat dulu," jelasnya.
Dicontohkan, keris dengan pamor "beras wutah" menurut sejarahnya merupakan pesanan dari kaum petani agar padi yang ditanamnya melimpah, selain itu ada juga pamor "banyu mili" yang bertujuan agar pemiliknya yang juga kalangan petani mendapat air melimpah untuk sawahnya.
"Ada juga keris dengan pamor ’ngulit semangka’ yang bertujuan untuk menumbuhkan kewibawaan bagi pemiliknya, serta pamor ’pilih’ dengan tujuan menggapai jabatan. Pamor ’pilih’ tidak semua orang bisa memiliki karena termasuk dalam jenis yang keras, yaitu karakter pemilik harus sesuai dengan jiwa pemimpin," kata Aswin.
Berbagai jenis pamor ini, kata dia, hingga kini masih tetap ada dan banyak dimiliki oleh para kolektor keris, sehingga nilai spiritual benda pusaka ini tidak pernah luntur.
Pameran keris mendapat antusiasme dari masyarakat, terbukti dengan jumlah pengunjung dalam sehari mencapai puluhan orang untuk melihat koleksi yang ada dan ingin berkonsultasi mengenai seluk beluk keris.
Aswin mengungkapkan, dalam sehari dipastikan minimal ada tiga orang kolektor keris yang berkonsultasi kepadanya saat datang melihat pameran ini, bahkan ada juga orang yang bukan pengoleksi benda pusaka ini meminta pendapat Aswin mengenai keris yang cocok untuknya jika ia ingin memilikinya.
Sumber :
ANT

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)