Meliput Guru Mesum, Wartawan Disandera

FERRY ARBANIA
By -
0
Wayan melepaskan anjingnya dan anjing tersebut langsung mengejar salah satu wartawan dan polisi

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Liburan sekolah yang seharusnya diluangkan bersama keluarga, kali ini malah dijadikan ajang selingkuh oleh oknum guru dan pejabat UPTD Pendidikan Kecamatan Genteng.
Kedua oknum pegawai negeri sipil (PNS) tersebut terjaring razia polisi saat berduaan di salah satu kamar hotel di wilayah Kecamatan Cluring. Ulah kedua oknum PNS tersebut membuat citra pendidikan di Kabupaten Banyuwangi tercoreng.
Pasangan selingkuh tersebut adalah Sit (38), warga Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, dan Sur (45), warga Dusun Wadung Dolah, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng.
Sit tercatat sebagai PNS guru SDN 1 Genteng, sedangkan Sur tercatat sebagai penilik sekolah yang berdinas di UPTD Pendidikan Kecamatan Genteng.
Kedua insan pendidik tersebut didapati sedang berduaan di salah satu kamar Hotel Garden Cottage yang berada di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring. Diduga hubungan terlarang mereka sudah terjalin cukup lama.
Puncaknya, setelah aparat Kepolisian Sektor Cluring melakukan razia dan mendapati keduanya sedang memadu kasih di kamar hotel. "Awalnya kita mendapat informasi dari masyarakat bahwa hotel tersebut sering dijadikan ajang mesum pasangan selingkuh. Setelah kita periksa, ternyata di salah satu kamar berhasil ditemukan pasangan yang bukan suami istri," ungkap Kanit Reskrim Polsek Cluring Aiptu Hariyono kepada wartawan di Mapolsek Cluring, Senin (20/6/2011).
Kedua insan yang sedang dimabuk asmara ini langsung digelandang ke Mapolsek Cluring untuk dimintai keterangan terkait keberadaannya di dalam kamar hotel.
Selanjutnya, Sit dibawa ke Puskesmas Benculuk untuk menjalani visum. Ironinya, wanita tersebut berhasil melarikan diri saat petugas yang membawanya ke puskesmas sedang sibuk memarkirkan kendaraan.
Sementara saat razia di hotel tersebut sempat diwarnai kericuhan. Wayan Sumertha, sang pemilik Hotel Garden Cottage, langsung marah setelah mengetahui hotelnya digeledah oleh polisi.
Pria ini bertambah kalap ketika melihat ada wartawan yang meliput jalannya razia. Dengan marah, pemilik hotel tersebut berusaha menghalau polisi dan wartawan. Bahkan kamera milik Handoko, salah satu wartawan JTV Banyuwangi, dipukul hingga rusak.
Tidak puas memukul rusak kamera wartawan, dengan sikap arogannya, pemilik hotel langsung melepas anjing herder peliharaannya. Akibatnya, polisi yang melakukan razia dan wartawan yang meliput di TKP lari tunggang langgang guna menghindari gigitan anjing itu.
Arogansi Wayan tidak cukup sampai di situ. Bersama dua orang karyawannya langsung menutup pintu gerbang hotel dan berusaha menyandera wartawan yang masih berada di lokasi hotel.
Para wartawan yang merasa terancam keselamatannya karena hampir satu jam ditahan berusaha menjelaskan maksud kedatangannya di hotel tersebut. "Kami sudah berusaha menjelaskan kedatangan kami, tapi pemilik hotel tetap mengancam dan meminta uang sebesar Rp 10 juta kalau ingin keluar dari lokasi hotel," jelas Mohammad Iqbal, wartawan JTV.
Karena ulah pemilik hotel yang sudah dianggap mengancam keselamatan wartawan yang sedang menjalankan tugas, akhirnya puluhan wartawan Banyuwangi baik dari media cetak maupun media elektronik beramai-ramai mendatangi Mapolsek Cluring.
Puluhan insan pers tersebut menuntut supaya Kapolsek Cluring segera mengambil tindakan terkait perlakuan pemilik hotel terhadap wartawan.
Sementara itu, Handoko, salah satu kamerawan JTV Banyuwangi, langsung melaporkan kasus perusakan kameranya ke Unit Reskrim Polsek Cluring. "Setelah memukul kamera saya hingga rusak, dia melepaskan anjingnya dan memerintahkan untuk menggigit kami," terang Handoko setelah melapor di Mapolsek Cluring.Sumber: http://regional.kompas.com|Senin, 20 Juni 2011 | 20:42 WIB

by: Ferry Arbania

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)