by: Ferry Arbania
Senja yang memerah di pelupukmu
Matahari tianggal sedepa menjangkau malam
Wajah-wajah terluka kembali terkepung gamang
Bagai gigih angin menggoyah pucuk-pucuk cemas
Kuartikan senja yang berarak itu pada keriput jingga
Memaksakan ciuman binatang pada rumput dan pohon-pohon
Anjing berbaris memanjang di benakmu
Kaupun meminta kelam tersebuhi ayam abu-abu
Hei, kenapa hatimu berwajah singa
Menyeringai dalam lolong syahwat yang tak habis-habis
Kau geliatkan napsu minta dipijat, diremas dan dinaiki, berkali-kali
Sudahkah kau pikirkan kebohonganmu?
Tentang kematian yang sebentar lagi menjemput
Menepuk lena dan merontokkan keganasan ereksimu
Tapi kau bilang takkan mati dalam kubangan neraka
Mencari rumput hijau untuk ternak birahimu menggila
Subhanallah, kukapak saja senja ini bersama do’a-do’a
27 Juni 2011
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia