Aroma Puisi Aroma Tuhan

FERRY ARBANIA
By -
0
by: Ferry Arbania
Menulis puisi adalah aktivitas manusiawi yang lumrah dan bebas dilakukan oleh siapapun. Boleh jadi dari kalangan kiyai, dosen, mahsiswa dan bahkan mungkin juga dari kalangan abang becak.

Bicara puisi, sama halnya mengurai wajah kehidupan yang terbalut dengan alur siang dan malam, sebuah perjalan waktu yang sangat dinamis dengan hasil yang kontradiktif. Ada siang ada malam. Ada cinta ada juga aksi dendam. Begitu dengan manusia, tidak bisa berjalan sendiri tanpa sentuhan cinta-Nya.

Menulis puisi tak ubahnya menyelipkan sekeranjang bunga sorga di teras mushalla atau masjid dan tempat-temat ibadah lainya. Sedang menjalankan ibadah tidak bisa diatur dengan pandangan sempit pada kitab dan dalil-dalil yang seringkali dibatasi oleh sekat-sekat madzhab dan "selera" pengikut aliran tertentu.

Jika saja orang bebas menulis puisi, maka kebebasan itu akan berlaku sama terhadap kehidupan kativitas lainnya semisal menjalankan roda pemerintahan dengan adil. Menikmati setiap perbedaan dengan penuh senyuman. Bukan saling menjauh dan kerap kali melakukan caci maki dan intimidasi  terhadap komunitas atau diri orang lain.

seperti menjalani hidup, maka menulis puisi bisa dilakukan dengan TERSERAH tanpa harus mengabdi padakepentingan tertentu. baik secara finansial maupun jabatan tertentu.

Penyair dengan puisi mereka, yak ubahnya mengubah cakrawala pikir seorang
.(bersambung....................)

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)