TEMPO Interaktif, Jaipur
- Novelis pemenang Nobel Sastra, Orhan Pamuk, dan pasangannya, Kiran
Desai, pemenang Hadiah Booker, batal mengikuti Festival Sastra Galle di
selatan Sri Lanka, yang akan digelar pekan depan. Panitia festival
menyatakan pada Jumat (21/1), keduanya tak dapat hadir karena masalah
aturan visa India. Kedua sastrawan itu kini sedang mngikuti festival
sastra Jaipur di India.
Beberapa kelompok hak asasi manusia telah
menyerukan agar kedua pengarang memboikot acara itu karena pembungkaman
kebebasan berbicara yang dilakukan pemerintah Sri Lanka.
Reporters
Without Borders mengatakan, "Adalah sangat menganggu bila sastra
dirayakan dengan cara ini di sebuah negeri tempat para kartunis,
jurnalis, penulis, dan suara pembangkang sering kali jadi korban
pemerintah saat ini."
Noam Chomsky, Arundhati Roy dan Ken Loach
berada di barisan pengarang yang mendukung pemboikotan itu. Tapi tak ada
indikasi bahwa kampanye itu berhubungan dengan pembatalan kedatangan
Pamuk dan Desai.
Panitia festival mengaku tak dapat memecahkan
masalah dengan India soal pembatasan visa wisata yang dipegang Pamuk,
sehingga Pamuk tak bisa masuk ke negara itu bila dia pergi ke Sri Lanka.
Pembatasan itu berlaku selama dua bulan. "Saya mohon maaf sekali dan
kecewa dengan keputusan (pembatalan) ini. Saya sebenarnya ingin
menyaksikan keindahan Sri Lanka," kata pengarang Turki ini, seperti
dikutip dalam pernyataan yang dikeluarkan panitia.
Desai juga
mengungkapkan penyesalan yang sama. "Tak ada yang lebih sedih daripada
saya. Saya senang dengan Sri Lanka dan mengalami masa yang hebat saat
terakhir kali berada di Galle," katanya.
Kelompok hak-hak asasi
manusia menyatakan, sedikitnya 17 jurnalis dan pekerja media terbunuh di
Sri Lanka dalam satu dekade terakhir; dan yang lain telah diancam,
dipenjara atau menninggalkan negeri itu.
Tapi, pendiri festival
Galle, Geoffrey Dobbs, mengatakan, acara ini penting sebagai pijakan
dari kebebasan berbicara. "Festival ini adalah satu dari sedikit forum
di negara ini yang secara aktif mempromosikan diskusi-diskusi yang hidup
dan bersemangat," katanya. "Kami ingin ini berlanjut dan kami akan
selalu menyambut setiap penulis dan jurnalis untuk menggunakan festival
ini sebagai dasar pijakan untuk mengudarakan isu-isu ini."
iwank | BBC
Post a Comment
0Comments
3/related/default
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia