Senja Menyilet Kelam

FERRY ARBANIA
By -
0
by: Ferry Arbania

sebelum malam berhadiah bulan
biarkan merah lehermu berkaca benggala dalam irama getarku
menunaikan kisah pelangi
yang bertutur dalam kanvas air mata

malam ini aku tak bisa membacakanmu puisi-puisi
sebab ranjang kita telah patah jadi kenangan
kau pergi dengan luka asamaramu
dan aku termangu menatapmu dengan lebam sukma

bilakah kau puaskan cinta dengan kesetiaan
kumanjakan hatimu
kau bilang aku berlebihan
lalu kurapihkan tidurmu dengan cinta
kau bilang tak usah bersandiwara

malam ini aku benar-benar disilet rasa
renyuh redam dalam irama luka
tetapi kepergianmu
tak pernah terlukis dalam jiwa

jika memang
tapi saya rasa bukan jika lagi
dan kau memang benar-benar pergi
meninggalkan puja dan rasa
lantas dimana kucari pesonamu
jika matahari masih akan tumbuh esok pagi.

Malam ini begitu mencekam
ada badai menganyam sangsi
kau bunuh aku dengan kelam
merimbumi pekat dengan kehampaan yang sempurna.

Pantai Slopeng, 16 September 2010

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)