Kenapa puisi

FERRY ARBANIA
By -
0

Antara Keputusan Kreatif dan Miskinnya Kebebasan Estetik
 by: Ferry Arbania

Akhir ini pertanyaan seputar kecendrungan saya dalam menggeluti dunia perpuisian makin menumpuk saja. Rata-rata pertanyaan mereka memiliki konten yang sama dan rada-rada heran. Maklum, sejak setahun yang lalu saya dikenal sebagai reporter radio dan Jurnalis diberbagai media online.

Mungkin saja para politis di DPR itu berpikir, pekerjaan seorang Jurnalis adalah menyajikan berita dan informasi aktual dan terkini setiap harinya. Dalam hal berita saya tidak bisa menafikan. Artinya, memburu berita aktual dan terpaya itu memang membutuhkan tenaga dan pikiran yang "serius". Bahkan tidak jarang harus berhadapan dengan kemungkinan-kemugkina terburuk sekalipun yang bakal dihadapi. Penuh rintangan dan tantangan. Tapi itulah dunia berita. Atau berita dimata dunia.
Lantas bagaiman orang memahami proses kreatif dari penulisan puisi dari seorang wartawan atau jurnalis?? disini saya mecoba untuk memadukan keduanya. Antara kekuata estetid puisi dengan Kekuatan informasi dari sebuah berita.
Bagi saya, puisi tidaklah terlalu jauh dari berita atau informasi. Mungkin teori ini kesannya asal-asalan. Tetapi kalau kita coba perhatikan, pada kenyataannya puisi memiliki tujuan yang ingin dicapai (subject matter) dalam penulisannya, yang bagi saya_sama juga dengan investigasi para jurnalis dalam memburu berita.Dimana tujuannya tidak lain untuk disampaikan kembali pada publik. Begitu juga puisi. Seorang Penyair, haruslah mampu menyampai informasi estetiknya tanpa harus berbelit-belit dan sulit dipahami. Kenapa harus mencuri akal, jika dengan mudah mampu kita ucapkan dengan lugas? Kenapa mesti bercumbu dengan ribet, jika kemudahan bisa kita berikan pada masyarakat pembaca. Lantas untuk siapakah puisi dan teori-teori kemanusiaan??
Saya pikir (bukan bermaksud meniru gaya Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam menjawab keinginan banding dari seorang tedakwa_yang biasanya dijawab sang JPU "Pikir-pikir, Red.),

Eh....lanjut ya........Nah, kehadiran puisi sebenarnya  adalah untuk membangun romantisme kamanusiaan serta mewujudkan rasa kebersamaaan yang saat ini (atau jangan2 sdh mulai dulu, heee......) tercabik-cabik oleh berbagai macam kepentingan.

Puisi, harus mampu membangun harmonisasi antar sesama dan sanggup menggairahkan  cinta manusia dengan Sang "Azza wajalla, Allah Subahanahu wata'ala.

"Mari kita cicipi anggur kehidupan dengan puisi".
salam hangat 
Sumenep11092010

Ferry Arbania

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)