by: Ferry Arbania
Cinta ini benar-benar membunuh waktuku
jarum jam yang berdetak
...seketika berpacu dalam kenyal resah
mengancikku berdiam diri dirantau gundah
Tuhan memang teramat Sabar
meski berkali-kali kulukai langit dengan pisau cemburu
awan tetap memanggilku dengan gumpalan do'a
selangkah demi mudaku
tak kubiarkan hujan menetas menjadi api
sebab hujan tak bisa sendiri
dan kaki langit yang mungil itu
tiba-tiba menggusur setumpuk angan
yang berselir-selir diistana rasa
sampai jiwaku
sayu
Sumenep, 15 Sept.2010
11:45
Post a Comment
0Comments
3/related/default
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia