Jerit Pukau

FERRY ARBANIA
By -
1
by: Ferry Arbania
: Buat Sahabat Hati Rini Intama

menghantar kelopak jiwa ini serasa bergemuruh
menahan jerit pukau
pada lentik dan rekah bibirmu
yang kurasa menguntum dalam mabukku
mendekatlah permaisuri hatiku
jangan biarkan angin malam mengangkangi wajah bulan
telah kusiapkan lagu-lagu kesukaanmu
sajak-sajak Basrah yang menggigil
atau pada auramu yang menguning dalam do’a suci
bergegaslah…………..
merunduklah pada tegarnya pohon jati
lantaran ceruk malam memahkotai hati dengankekayinan
jangan hiraukan desah daun yang memanjang diranting akasia itu
dengarlah melody kesungguhan ini
denting iramanya telah melahirkan suara Daud
mendiamkan resah pada puisi-puisi kita
syair kehidupan yang digembalakan
seperti pintamu pagi itu
mengajakku bernyanyi dalam riuh gitarku yang mangsai……….
lambaiang kain itu sepertinya telah mengijinkan jemari yang lain
untuk mengusap peluh yang melepuh
pun juga angin yang sesekali menyelinap dalam kantuk
kutemukan semerbak rasa
menyerteku
memaksaku
membopongmu ke ranjang bulan…………………
tidurku tersekap hasrat
dekapmu……………………….

Sumenep- Jakarta Juni 2010

Post a Comment

1Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

  1. wow...! desah nafasku tertahan sejenak.. ma kasih Fer, ketika kupinta kita bernyanyi kau lantunkan irama yang menghangat sangat..

    meski,

    ada jeda

    ada warnamu sejenak

    aku mencoba eja tandatanda yang tersamar

    ada jeda

    aku membaca kata

    ReplyDelete
Post a Comment