by: Ferry Arbania
Di kerudungmu ‘ku teduhkan hasrat
Purnama mengangkang disela bibirmu yang basah
Perlahan kedipmu memercik anggur dibenakku,
‘ku jilati semerbak napasmu
dengan do’a dan kepastian
wahai yang diwajahmu berpoles kidung sorgawi,
izdinkan aku berkhayal tentang buah khuldi itu
biarpun jenuh jarak melemparku kelempengan ruh waktu
meski ku sadari aku takkan binatang jalang
dari kumpulan Chairil yang benar-benat terbuang
aku ‘kan tetap menunggumu dilaut cemasku
lantaran sekujur senyum yang menetas di sela pertemuan kita
telah membelah mimpiku kian pasti
laut dan garam sudah saling berserah peluk
tapi hati dan seluruh getar
yang menghidupkan rahasia kita
tak mampu ku bendung hasrat yang kian pubertas
dawainya telah menidurkan terompah waktu
yang menggeliat-geliat di tembok jiwa ku
entah berapa lama ku simpan risalah hati ini ,
sementara kerudung yang menenggelamkan buah sorga itu,
bukan untuk menyangkar gigil rinduku padamu
(malam ini)
Surabaya ,April 2007
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia