Akustik Malam Pertama
By -
May 07, 2010
0
by: Ferry Arbania
Secarik kertas putih
dibubuhi setangkai bunga yang juga putih
kamar mandi, ruang pengantin
tata rias sebentuk kalam,
lumatan-lumatan kecil
berguguran di bibir purnama
dan jatuh diujung hati,
Oase berbagi madu dalam pelukan,
Rawa-rawa dan benua diatas batok kelapa,
kaki langit dan halaman luas kenangan, kini tak lagi bersenandung.
helai demi helai benang telah tersingkap menjadi ketakjuban,
pusar dan paha tak lagi diremehkan,
semua berbinar dan menerawang,
ibarat menanti segelas anggur diusai peperangan,
tangan-tangan cinta merebutnya dengan rakus.
Air mata tersumbat dan mata terpejam.
hanya desah cahaya redup
memasang kelamin pada cantiknya pengharapan.
dada bulan terhampar luas dan bebas mengangkang,
tatapan hasrat yang bersinar menyeruak kesela-sela jiwa,
mematikan rintihan angin diluar jendela.
Angsa malam turut berdegup menikmati semerbak kepalan tangan,
dan ruas jemari berbagi dalam lentik yang anggun,
degup, degup, degup......
kau nyalakan api
saat liurku tersekat di rongga dada,
kau gesek pianoku hingga berdarah-darah,
aku ikuti saja raungmu sambil kubalut selangkangan angin, yang membasah,
lantaran tak ada menit-menit yang lebih kurindukan
selain menukar ciuman
yang laman kurindukan.
07052010 : 14.45
Tags:
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia