Melihat Kabel PLN-nya Singapura

FERRY ARBANIA
By -
0


Umumnya di Indonesia, kabel listrik PLN diatur mirip orang merentang jemuran pakaian, kadang terdiri dari sepasang kabel telanjang, kadang dua pasang, kadang tiga pasang tergantung kebutuhan. Menjadi hal lumrah bahwa sebuah konfigurasi tiang listrik manakala diperlukan lebih satu kabel maka tiang dibuat mirip kayu palang.

Saat masih kecil sekali tempo layangan saya menyangkut pada salah satu kabel listrik lalu saya betot.

Rupanya karena tarikan tangan anak kecil pada benang layangan yang rada alot, salah satu kabel bersinggungan sehingga terjadilah korsleting. Dasar bocah "beydon" saya malahan kesenangan mendengar letupan dan lelatu yang ditimbulkan oleh beradunya dua kutub yang berbeda.

Ketololan berakhir ketika "mak pet" - lampu mendadak padam. Orang seasrama polisi tentu saja menyumpahi saya. Bukan main takutnya perasaan saya setelah seorang bapak menjelaskan duduk perkaranya. Seperti kabel bisa putus akibat panas yang ditimbulkannya, bisa-bisa menyetrum orang yang di bawah kabel.

Tapi di Singapura, orang mengatur kabel listrik udara justru ditumpuk mirip pepeda (ikan). Apa tidak takut bilamana satu ketika kabel yang paling atas menggelayuti kabel di bawahnya.

Ternyata kekuatiran tersebut tidak beralasan sebab kabel-kabel listrik di sana tidak telanjang bulat melainkan masih berbalut lapisan pelindung. Entah karena konfigurasi kabel maka ketika membuat sebuah perbandingan, saya agak terkejut. Bayangkan.

Di Bekasi saya memerlukan minimal dua sampai tiga jam untuk mengisi baterei handphone. Di Singapura cukup 30 menit sudah pol. Di Bekasi popcorn dalam Microwave membutuhkan waktu lima menit untuk menjadikannya makanan siap hidang. Sedangkan di Singapura, cukup dua setengah menit.

Ternyata macet bukan hanya di lalu lintas kendaraan. Negeri kita listrikpun macet berat juga.

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)