ACEK BOTAK

FERRY ARBANIA
By -
1


Periode cerita novel ini dimulai ketika Tan Sui Tak yang biasa dipanggil Atak, datang naik tongkang/perahu dari Daratan Tiongkok, dan masih berambut panjang dikuncir. Akibat terserang tipus, rambutnya gugur dan harus dipotong pendek, disebutlah ia “botak” (gundul).Dengan tujuh keping emas yang dibawa dari kerja kerasnya di Tiongkok, Atak mampu membeli tanah empat hektar di Deli yang mereka sebut “tanah harapan”. Berkebun sayur, memelihara babi, dan berjualan keliling dari pasar ke pasar.Ketika zaman penjajahan, orang-orang Tionghoa dijadikan sebagai masyarakat kelas dua. Mereka tidak dianggap oleh kaum bumiputra; dianggap ‘merampas’ kesempatan kerja yang seharusnya bisa dikerjakan oleh kaum bumiputra. Para pendatang ini dianggap ‘parasit’ di Deli. Namun tidak semua. Ketika masa Perang Kemerdekaan (1940-an), banyak warga Tionghoa yang ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia, yang mereka anggap sebagai negeri sendiri. Atak, justru punya pasukan sendiri, yang kebanyakan adalah warga Tionghoa.Kisah cinta Atak dan A Lin, yang kemudian menjadi “cinta segitiga” dengan A Hong sejak dari tanah leluhur mereka, sedikit mewarnai novel ini. Bagaimana A Lian dijadikan pelacur di sebuah rumah pelacuran, yang akhirnya diselematkan oleh A Hong dan Atak, di tengah malam buta. Atak harus rela A Li menikah dengan A Hong karena secara diam-diam A Hong sejak di tanah leluhur sudah mencintai A Lin yang ketika itu adalah pacar Atak. Hanya A Hong yang mau menikahi A Lin yang bekas pelacur.

Post a Comment

1Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment