Ulat Sutera Mengoyak Ngeriku

FERRY ARBANIA
By -
0
Ulat Sutera Mengoyak Ngeriku
by: Ferry Arbania
: Ziarah Puisi Untuk Guru Spritualku KH. Mushtafa Bishri (Gus Mus) dan Saudara-saudaraku sesama Manusia- Indonesia.

Ulat sutera dan mafia hukum di negeriku
bagai gatal bulu kadas yang menggerogoti pori-pori kehidupan kami
dan kerakusannya telah menyerupai the web of the underworld goverment
yang meluluh lantakkan pesona dan martabat bangsa ini.

generasi kami berjalan dialtar cinta yang terpenggal sejarah,
mendiamkan kemerdekaan jiwa pada sidang pleno dan rapat paripurna yang memerah, tubuh kami dibalut dengan kain mahal dari barat, menandai bacaan-bacaan koran, siaran radio dan tv news di halaman website dan blog kampanye anti korupsi.

hari ini, kemarin dan seterusnya
wajah-wajah kami tak bisa lagi mendongak
kemiskinan lagi-lagi menjadi instumentalia kerakusan
                                                                   yang korup,
sementara nilai-nilai  kebenaran yang mereka nyalakan,
seolah-seolah menjadi sumbu panas
yang hanya menghanguskan kesabaran mereka.

orang-orang kecil yang ketakutan sengaja menutup pintu dan mulut mereka. Hanya bayangan jeruji besi dan kelaparan yang melempar emosi rakyatku, membakar tubuh dengan orasi dan yel-yel penegakan supremasi hukum
dan keadilan. Mengepalkan tangan, bersahut melempar ucap dengan paksa,
demi kesejahteraan yang terkekang, demi negeriku, rakyatku yang merdeka.

tersengal-sengal menikmati hidup dinegeri percikan sorga ini
kadang tak sesederhana menangkap ikan dilaut lepas
yang ditumbuhi terumbu karang dan persaudaraan.
Melainkan harus berjejal dalam antrian panjang digerbong mutasi nasib  buruh di negeri seberang.
Memiskinkan kebersamaan dengan bangsa sendiri,
merelakan jauh dan pergi meninggalkan kehangatan istri
dan canda tawa sang buah hati.

Kutulis puisi ini dengan dada tertusuk sembilu,
demi mengobati penat dan kemiskinan yang membakar jiwa-raga mereka,
saudara-saudaraku yang terpaksa membakar nasib mereka di luar negeri ,
perempuan-perempuan agung ku yang melahirkan patriot bangsa,
TKW-TKW dan separuh jiwaku terbang bersama mereka dengan air mata,
                                                              meniti satu kehidupan,atau termiskinkan
kembali di negeri gemah ripah loh jinawi ini.

Indonesia, 5 Juni 2011,

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)