Di Aula Griya Wiyata MAN 1 Sumenep, Selasa (8/7/2025), mentari pagi menyapa 143 wajah yang berseri. Mereka adalah para wisudawan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Angkatan III, sebuah program yang digagas kolaborasi apik antara Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Sumenep dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten. Bukan seremonial akademis biasa, melainkan penanda babak baru dalam khazanah pengasuhan anak di era digital.
Nia Kurnia Fauzi, Ketua TP-PKK Kabupaten Sumenep, tampil dengan narasi yang menohok sekaligus merangkul. Istri Bupati Sumenep ini tak sekadar berpidato, ia merumuskan ulang paradigma. "Di era digital, menjadi orang tua yang hebat bukan pilihan, tapi keharusan," tegas Nia. Ia menggarisbawahi bahwa pengasuhan di masa kini tak lagi cukup dibekali naluri semata, melainkan menuntut ilmu dan praktik yang berbalut cinta.
![]() |
foto:Istimewa |
Nia Kurnia menunjuk lima tahun pertama kehidupan anak sebagai "masa emas." Sebuah fase krusial yang, jika keliru dalam pengasuhan, bisa berdampak jangka panjang pada masa depan sang anak. "Maka, mari kita asuh anak-anak kita dengan ilmu, kesabaran, dan nilai-nilai luhur," ajaknya, sebuah imbauan yang menggema dari mimbar.
Program SOTH, menurutnya, adalah jawaban atas kegelisahan orang tua milenial yang tergerus laju zaman. Dengan model pembelajaran "singkat, terukur, dan didampingi tenaga profesional," SOTH berhasil merangkul ratusan peserta. Sebuah efisiensi edukasi yang adaptif terhadap dinamika kehidupan modern.
Kepala DKP2KB, Dr. Ellya Fardasyah, M.Kes, merinci lanskap persebaran para wisudawan ini. Total 143 orang tua hebat ini berasal dari delapan wilayah Kecamatan Kota Sumenep. Desa Kebunan menyumbang 21 peserta, Kebunagung 15, Pamolokan 20, Kolor 16, Pandian 18, dan Desa Pangarangan 19. Sementara itu, dari area perkotaan, Kelurahan Bangselok mengirim 18 peserta dan Kelurahan Karangduak 19.
![]() |
foto:Istimewa |
Data ini tak hanya angka, melainkan cerminan dari semangat orang tua di berbagai penjuru kota untuk berinvestasi pada kualitas sumber daya manusia masa depan. Wisuda SOTH ini menjadi penanda bahwa di Sumenep, kesadaran akan pentingnya ilmu pengasuhan telah berakar kuat, didorong oleh visi seorang Nia Kurnia yang melihat pengasuhan bukan sekadar tugas, melainkan seni membentuk peradaban.[*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ferry Arbania , Sahabat Indonesia