Sumur Tanpa Dasar di TBJT

FERRY ARBANIA
By -
0
 Naskah 'Sumur Tanpa Dasar' karya Arifin C Noer dipentaskan di Taman Budaya Jawa Timur, Sabtu (16/7/2011) malam. Pentas oleh Black Rose Theatre & Teater Pictorial ini bekerjasama dengan Teater Gapus FIB Unair. Walau mengambil gaya realis, Irwan Jamal, sutradaranya menyatakan bahwa pementasan kaya dengan perilaku tokoh yang surealis.

Irwan Jamal memaparkan, Sumur Tanpa Dasar (STD) ditulis pengarangnya pada tahun 1964, tahun yang sarat dengan persoalan dan ajang pertarungan politik di Indonesia. Pada masa itu orang-orang berada pada pertentangan dalam wilayah keyakinan, pemikiran dan ideologi. 

"Naskah ini lahir, tumbuh dan dibesarkan pada jaman yang gemuruh, gegap gempita dengan semboyan, slogan dan yel-yel. Dengan menggunakan kacamata dan penuturan yang lain, penulis naskah ini menyerap dan meramu kejadian dan kondisi hingga dia sampai pada titik konsentrasi masalah, yaitu pikiran sebagai segala sumber permasalahan dan pertikaian," paparnya.

Menurutnya, STD adalah lakon simbolik walau teks tertulisnya menunjukkan sifat yang surealistik. "Sebagai sastra lakon, gaya bahasanya merupakan perpaduan medium bahasa kata yang puitik dan realistik. Tokoh-tokoh dalam lakon ini menampakkan keberagaman karakternya sehingga membuka kemungkinan beragam untuk mempresentasikannya baik dari sisi psikologis atau perwujudan fisiknya," kata Irwan.

Terkait penokohan dan plot (alur), STD dinilai tak akan ada kalau tokoh Jumena tidak berpikir, tidak berprasangka, tidak melihat dunia ini dengan kacamata suram. "Ini adalah lakon pikiran, naskah ini di dominasi oleh khayal Jumena, hasrat, ketakutan dan segala yang bergejolak dalam batinnya adalah awal dari sandiwara ini. Lakon ini adalah gambaran segala hal yang berkecamuk di dalam diri seorang Jumena. Kalau Jumena mati tidak akan ada sandiwara ini," katanya.

Lantas bagaimana naskah tersebut diterjemahkan dalam pementasan? "Sebagaian besar kerja penyutradaraan saya kali ini adalah mendramatisasikan kehidupan batin Jumena Martawangsa sang main character. Segala yang terpikirkan main character menjadi adegan. Ini sesuai dengan kata-kata yang dia lontarkan di awal-awal adegan ini," katanya. [but]


Sumber: beritajatim.com Edisi Sabtu, 16 Juli 2011 16:40:46 WIB 

Post a Comment

0Comments

Ferry Arbania , Sahabat Indonesia

Post a Comment (0)